Kasus Gondongan di Kota Batu Meningkat, Dinkes Catat 664 Kasus Sepanjang 2024
- Ist / Halo Doc
Batu, VIVA – Penyakit gondongan atau mumps yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus mengalami lonjakan kasus di Kota Batu sepanjang tahun 2024.
Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat, hingga awal Oktober, sebanyak 664 kasus gondongan telah dilaporkan, dengan mayoritas penderita adalah anak-anak berusia 5 hingga 9 tahun.
Dalam periode 1 hingga 10 Oktober saja, tercatat ada 116 anak yang terjangkit penyakit tersebut, sedangkan pada bulan September 2024, jumlah kasusnya mencapai 279. Angka ini menunjukkan tren peningkatan yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Gondongan dikenal sebagai penyakit yang menular melalui percikan air liur atau ludah saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Mirip dengan penularan flu, virus ini dapat menyebar dengan cepat di kalangan anak-anak, terutama di lingkungan yang padat seperti sekolah atau tempat bermain.
Oleh karena itu, orang tua diminta untuk waspada terhadap gejala gondongan, seperti pembengkakan pada kelenjar parotis (dekat telinga) yang disertai demam, sakit kepala, dan nyeri saat mengunyah atau menelan.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, menyampaikan bahwa jumlah kasus gondongan di Kota Batu terus meningkat sepanjang tahun 2024.
"Jumlah kasus gondongan yang terjadi selama 2024 ini mencapai 664. Data tersebut dihimpun dari lima puskesmas di Kota Batu," katanya, Rabu 23 Oktober 2024.
Susan menambahkan, bahwa pihaknya telah meningkatkan upaya pencegahan melalui sosialisasi di sekolah-sekolah dan fasilitas kesehatan, terutama terkait pentingnya menjaga kebersihan dan memberikan vaksinasi MMR (measles, mumps, rubella) sebagai langkah pencegahan utama.
"Vaksin itu diketahui efektif dalam melindungi anak-anak dari penyakit gondongan. Kami pun mendorong orang tua untuk segera membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan jika ada gejala gondongan, sehingga dapat ditangani lebih awal dan mencegah penularan lebih lanjut," ujarnya.
Meskipun gondongan umumnya bukan penyakit yang mematikan, komplikasi serius dapat terjadi jika tidak ditangani dengan baik, seperti radang otak (encephalitis) atau meningitis. Selain vaksinasi, dr. Susana juga menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam meminimalkan risiko penularan.
"Anak-anak dan orang dewasa yang terjangkit gondongan disarankan untuk beristirahat di rumah dan menghindari kontak dekat dengan orang lain hingga mereka pulih sepenuhnya. Penggunaan masker, sering mencuci tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan juga dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus," tuturnya.