Gunungan Sampah di Pasar Induk Among Tani Kota Batu Dikeluhkan
- VIVA Malang (Galih Rakasiwi)
Batu, VIVA – Bau busuk menyengat tercium ketika mendatangi Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Terutama di zona dua dan zona pakaian bagian Barat.
Sampah tersebut nampak menhgunung di TPS3R. Seperti disampaikan oleh salah satu pengunjung, Soleh.
"Baunya cukup menyengat apalagi siang hari ketika panas terik. Bikin pusing dan tidak nyaman," katanya, Jumat 6 September 2024.
Senada, pedagang lain di Pasar Sayur Kota Batu, yang enggan disebutkan identitasnya mengeluhkan hal sama. Dia mengeluhkan bau busuk yang berasal dari tumpukan sampah itu.
"Kios saya berdekatan dengan tumpukan sampah ini. Setiap hari baunya sangat menyengat. Dampaknya pembeli yang hendak berbelanja ke kios kami tidak jadi dan memilih putar balik," tutur pedagang kelapa dan pisang itu.
Dia mengaku, bau busuk sampah itu menyengat hingga ke kediamannya yang berada di belakang Pasar Induk Among Tani. Dia melihat, petugas kebersihan hanya mewadahi sampah itu ke kantong besar berwarna hitam. Kemudian ditumpuk lagi di tempat yang sama.
"Sampahnya hanya diwadahi dan ditumpuk lagi. Kalau diprotes dan viral baru diangkut. Kalau kami diam saja, ya dibiarkan seperti ini," tutupnya.
Sementara itu, pedagang di Pasar Induk Among Tani, Umi mengeluhkan, tumpukan sampah itu sudah dibiarkan begitu saja lebih dari satu bulan lamanya. Sampah tidak diambil ataupun diolah oleh petugas kebersihan pasar.
"Saya jualan pakaian di zona dua Pasar Induk Among Tani. Setiap hari kami selalu disuguhi bau busuk sampah yang sangat menyengat. Saat tanya ke pengelolaan pasar mereka seolah lepas tangan dan tidak mau tahu," katanya.
Selain itu, karena tumpukan sampah sudah mulai menggunung. Selain menimbulkan bau tak sedap juga banyak lalat, nyamuk dan kutu yang berterbangan. Hewan-hewan itu banyak yang menempel di pakaian dagangannya. Hingga berdampak pembeli enggan mampir ke lapaknya.
"Selain bau, sampah yang menumpuk itu ngaruh ke pembeli. Setiap ada pembeli datang ke kios kami, mereka langsung mengeluhkan bau sampah. Kemudian mereka tidak jadi beli dan langsung pergi begitu saja," katanya.
Dengan situasi seperti ini, Umi mengaku sangat pusing. Pusing akan bau busuk sampah yang dihirupnya setiap hari serta pusing karena sepi pembeli. Hal ini disebabkan karena bau busuk sampah yang ada di dekat kiosnya.
"Kondisi pengelolaan sampah beda jauh dibandingkan dengan dulu saat sebelum pasar dibangun. Karena itu, kami berharap sampah-sampah itu bisa segera dikelola dengan baik dan diangkut. Sehingga tidak lagi menimbulkan bau busuk dan pemandangan tidak sedap," tuturnya.
Menurut Umi, sampah menumpuk hingga menimbulkan bau bukan hanya terjadi kali ini saja di Pasar Induk Among Tani. Namun sudah berulang kali terjadi, hingga menimbulkan protes warga sekitar pasar.
"Ini sudah berulang kali terjadi. Kalau viral di media mereka bau mau bergerak. Kalau tidak viral mereka ya diam saja seperti ini. Dulu sempat didemo warga sekitar pasar juga. Apalagi dari tumpukan sampah itu, juga menimbulkan aliran air lindi kemana-mana," katanya.