Pekerja dari CV Melati Kurai, Diduga Abaikan K3 saat Bangun Gedung IGD RSUD Ploso Jombang

Pembangunan gedung IGD RSSUD Ploso.
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)

Jombang, VIVA – Pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan ruang IGD lantai 2 dan 3 di RSUD Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memiliki banyak kekurangan.

Selain progres pekerjaan yang terlambat hingga 10 persen pada minggu ke 6, ternyata sejumlah pekerja dari pihak kontraktor banyak yang mengabaikan keselamatan kesehatan kerja (K3).

Di lokasi pekerjaan, banyak para pekerja dari CV Melati Kurai yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja. 

Padahal, proyek senilai Rp4,9 miliar ini memiliki anggaran khusus untuk pengadaan K3, yang nominalnya cukup lumayan.

Terpantau sejumlah pekerja nampak sibuk dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Termasuk aktivitas pekerja di lantai 2.

Sebagaian pekerja juga tidak mengenakan APD seperti helm pengaman, sepatu maupun rompi. Padahal, pada pekerjaan pembangunan gedung lantai 2 ini riskan terjadi kecelakaan kerja.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) RSUD Ploso Saean Efendi mengatakan, pihaknya sudah seringkali mengingatkan kontraktor agar para pekerja untuk mengenakan APD. 

"Sudah kami beri peringatan untuk menggunakan APD," kata Saean, Rabu, 14 Agustus 2024.

Ia pun tak mengelak bila, setiap proyek pekerjaan sudah dianggarkan untuk kelengkapan APD para pekerja. Hanya saja yang mengenakan APD saat bekerja hanya sebagian saja. 

"Sudah dianggarkan untuk APD nya. Untuk APD juga sudah disiapkan kontraktor," ujarnya.

Adanya kejadian ini, Saean mengaku akan terus mengingatkan ke kontraktor dari CV Melati Kurai agar para pekerja menggunakan APD. 

"Kita akan terus ingatkan untuk menggunakan APD," tuturnya.

Sementara itu, Jatmiko pelaksana dari CV Melati Kurai tak menampik sebagian pekerjanya tidak menggunakan APD. 

"Setiap kali akan memulai pekerjaan kami mengingatkan untuk menggunakan APD," kata Miko.

Pihaknya pun mengaku bahwa sudah menyiapkan APD berupa helm, rompi dan sepatu seffety sama jumlahnya dengan jumlah pekerja. 

"Pekerja kurang lebih 35 orang kita siapkan APD sama jumlahnya dengan pekerja," ujarnya.

Tak hanya itu, ia menegaskan adanya pekerjaan di lantai dua, membuat ia mempersiapkan sabuk keselamatan. "Khusus pekerjaan lantai dua nanti ada sabuk keselamatan," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, progres pekerjaan pembangunan gedung IGD RSUD Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengalami keterlambatan.

Tak tanggung-tanggung, keterlambatan atau minus proyek yang menelan anggaran Rp4,9 miliar dari DBHCHT ini mencapai 10 persen.

Kondisi ini membuat pejabat pembuat komitmen (PPK) RSUD Ploso, melayangkan surat teguran atau SCM pada CV Melati Kurai asal Sumatera Barat ini.

PPK RSUD Ploso, Saean Efendi mengatakan, Show Cause Meeting (SCM) secara definitif yang diartikan sebagai rapat pembuktian keterlambatan pekerjaan pada pekerjaan konstruksi yang ini dilakukan oleh Kejaksaan, Inspektorat dan Dinas Teknis. 

Dari rapat koordinasi tersebut, pihak RSUD Ploso masih memberikan kesempatan ke kontraktor dari CV Melati Kurai untuk menyelesaikan pekerjaan yang terlambat, sampai Kamis 15 Agustus 2024. Dimana progres pekerjaan harus mencapai 7 persen.

"Kami sudah memberikan peringatan dan teguran. Hasil rapat dengan tim pendamping kejaksaan kami merumuskan target yang harus dicapai pihak kontraktor dalam satu minggu kedepan," kata Saean, Senin, 12 Agustus 2024.

Ia mengaku, SCM pertama ini dilakukan karena memang berdasarkan aturan adanya, progres pekerjaannya mengalami keterlambatan atau minus.

"Untuk saat ini masih mengalami keterlambatan karena awal pekerjaan kemarin," ujarnya.

Ia menyebut hingga hari ini progres pekerjaan hanya sebatas 4 persen. Padahal pada saat ini sudah memasuki minggu ke 7. Dan bila nanti untuk progres terkahir pekerjaan tidak tercapai maka akan diberikan SCM berikutnya. 

"Apabila nanti tidak mencapai progres kami akan melakukan SCM 2," tuturnya.