Jadi Korban Mafia Tanah, Warga Kota Batu Lapor Menteri Hadi Karena Terus Diteror

Tangkapan layar intimidasi yang dialami keluarga L.
Sumber :
  • Viva Malang/Galih Rakasiwi

Belasan orang tersebut tak ada yang dikenali, beberapa orang yang datang sebagian berwajah seram. Kemudian sebagian lagi berpenampilan perlente dengan membawa mobil mewah. 

"Beberapa orang dari mereka juga ada yang mengaku pengacara dan kurator. Serta mengatakan jika rumah kami telah dijual kepada orang Polda dan mereka mendapat perintah untuk mengosongkan rumah, atas suruhan orang Polda," tutur L. 

Pengakuan L, dari kata-kata orang yang datang, jika pesuruhnya sudah mengeluarkan uang sebesar Rp600 juta sebagai uang muka penjualan rumah. Padahal pihaknya tidak merasa dan tidak pernah menjual rumahnya kepada pihak manapun.

"Maka kami menolak keluar rumah sehingga kembali kami pun diancam oleh mereka. Orang itu mengatakan 'kalau kamu tahu siapa yang ada di balik kami, mampus kamu'. Dari situ saya yakin ada modus mafia tanah dan bakal berbuat jahat kepada kami," tuturnya.

Dengan adanya peristiwa tersebut, dia semakin yakin jika kelompok itu adalah kelompok mafia tanah. Sebab mereka selalu mendesak ingin mengetahui sertifikat rumah yang dimilikinya. 

"Mereka selalu mengejar sertifikat. Bahkan juga ada upaya, mereka meminta saya untuk memfoto sertifikat dan KTP asli milik kami. Permintaan itu dikirim by Whatsapp berbunyi 'Tolong berikan data foto sertifikat dan foto KTP asli'," tuturnya. 

Lebih lanjut, L juga menceritakan, jika sebelumnya pihaknya sama sekali tidak pernah menjual rumah tersebut. Dia memastikan rumah ini tidak pernah dijual.