Antisipasi Cuaca Buruk saat Nataru, PT DLU Gelar Rakor Demi Jamin Keselamatan Penumpang
- Viva Malang/Galih Rakasiwi
Batu, VIVA – Langkah taktis untuk mengantisipasi kejadian tak diinginkan perlu segera disusun demi keselamatan pengguna transportasi laut. Terlebih perubahan cuaca ekstrem kerap terjadi di akhir tahun.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan pelayaran di Indonesia, PT Dharma Lautan Utama Holding (DLU). Mereka menggelar rakor kesiapan angkutan laut jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 di Hotel El-Kartika Batu, Jumat, 27 Oktober 2023.
Beberapa poin penting dibahas saat rakor, selain kesiapan transportasi laut jelang Nataru 2024 dan cuaca buruk yang menghantui serta pembahasan terkait lonjakan penumpang yang selalu meningkat signifikan hingga 5 persen.
Dirut PT DLU, Erwin H Poedjono mengatakan tujuan rakor yaitu demi pelayanan dan keselamatan penumpang. Untuk itu PT DLU pun menyiapkan armada, SDM dan lain-lain dengan matang.
"Persiapan yang dilakukan antara lain dengan menyiapkan SDM lewat program pelatihan untuk meningkatkan kewaspadaan, melakukan mitigasi sekaligus bagaimana mengatasi situasi darurat ketika terjadi," kata Erwin.
PT DLU juga terus menjalin koordinasi dengan semua stakeholder seperti Kementerian Perhubungan, BMKG, Pelindo, Syahbandar, Galangan Kapal, pelabuhan hingga Basarnas dan stakeholder lain berkaitan dengan transportasi dan keselamatan penumpang.
"Nah dari hasil koordinasi dengan BMKG memang mulai terjadi perubahan cuaca. Jika nanti pada akhir tahun kondisi cuaca tetap buruk, maka bukan tidak mungkin armada mereka juga tidak akan beroperasi. Namun kita akan pantau terus sehingga kita bisa merumuskan antisipasi pencegahan. Sebab itu juga rakor kesiapan ini kita lakukan sejak dini,'' tutur Erwin.
Kemudian untuk kesiapan dari segi armada dipastikan lewat on the spot check rutin terhadap konstruksi kapal, peralatan kapal, alat komunikasi dan lain-lain. Termasuk jumlah armada.
"Kami yakin dengan persiapan matang, performance pelayanan kami tetap dapat terjaga dan optimal," kata Erwin.
Menanggapi itu, Pengamat Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono mengaku sangat mengapresiasi langkah antisipasi yang digelar oleh PT DLU. Pasalnya masih banyak operator lain yang belum menggelar acara serupa.
"Apalagi, langkah-langkah antisipasi itu disampaikan juga kepada penumpang untuk melakukan aktivitas transportasi sebelum terjadi cuaca buruk. Kan itu menunjukkan mereka sudah ada planning. Sangat luar biasa,'' kata Bambang Haryo.
Harapannya apa yang dilakukan oleh PT DLU bisa menjadi contoh bagi operator lain. Bahkan, PT DLU tercatat menjadi perusahaan pelayaran yang punya inisiatif menyiapkan perencanaan secara matang dalam menghadapi cuaca buruk sejak dini.
"Artinya, perusahaan pelayaran ini sudah siap memberikan pelayanan apapun. Dengan begitu, saat memasuki peak season nanti, keselamatan pengguna transportasi laut dapat benar-benar terjamin,'' ujar Bambang Haryo.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (GAPASDAP), Khoiri Soetomo membenarkan jika kewaspadaan cuaca buruk harus ditingkatkan.
"Selain itu kami juga menyoroti kejadian lain yang berpotensi mengganggu lalu lintas transportasi laut yaitu terjadinya kecelakaan kebakaran akibat terbakarnya baterai lithium atau bahan bakar dari motor listrik yang diangkut di atas kapal," tutur Khoiri.
Dirinya beralasan kenapa harus waspada, sebab kejadian terbakarnya baterai sepeda listrik sudah terjadi 3 kali dalam kurun waktu setahun ini. Untuk itu, regulator seperti Kemenhub harusnya bisa mengatur regulasi baru terkait pengangkutan kendaraan listrik.
"Kesiapan itu pun sudah dilakukan oleh PT DLU dengan menawarkan inovasi Cargo Declaration. Dimana kebijakan tersebut memastikan muatan barang yang diangkut di atas kapal tidak berbahaya atau bahkan over dimensi atau overload. Karena keselamatan penumpang itu menjadi tanggung jawab semua pihak, Jadi bukan hanya tanggung jawab operator saja. Tapi harus didukung dengan regulasi keselamatan yang baik,'' kata Khoiri.