Kasus Pelajar SD Kepalanya Bocor Dilempar Kayu, Berharap Diselesaikan Kekeluargaan

Ibu dan korban saat berada di Polres Jombang.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA – Insiden yang dialami AA (8 tahun) pelajar SDN Genenganjasem, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kini telah masuk ke ranah hukum. Saat ini kasus ini ditangani Satreskrim Polres Jombang.

Meski kasus ini tengah masuk ke ranah hukum, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Jombang, berharap agar permasalahan yang dialami AA bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Kepala Dinas P dan K Jombang, Senen mengatakan pihaknya sudah mendengar adanya persoalan di SDN Genenganjasem, Kecamatan Kabuh. Bahkan, Senen menyebut telah berkoordinasi dengan pihak sekolah maupun kordinator wilayah kerja pendidikan.

"Saya sudah koordinasi dengan kepala sekolah, sama korwilnya, dua tiga hari yang lalu. Dan informasi dari kepala sekolahnya sudah gak ada apa-apa (masalah sudah damai)," kata Senen, Jumat 29 September 2023.

Ia mengaku dari laporan kepala sekolah SDN Genenganjasem malahan sudah selesai. Lantaran kejadian naas yang menimpa AA, bukanlah kejadian yang disengaja.

"Itu kan memang tidak sengaja, yang pertama, terus sekolah dengan kejadian itu langsung membawa ke Puskesmas, terus diobati," ujar Senen.

Selain itu, dari pihak keluarga sudah saling bersepakat untuk berdamai. Sehingga persoalan tersebut sudah clear.

"Kemudian dari orang tua, yang melakukan (pelaku pelemparan) dengan korban, juga sudah memahami kalau ini memang anak-anak main-main bukan disengaja," tuturnya.

"Orang tua korban dan pelaku sudah ketemu. Karena awalnya ini dikira kekerasan yang disengaja. Tetapi itu kan gak sengaja," tambah Senen.

Saat ditanya apakah pihaknya mengetahui bila kejadian tersebut sudah dilaporkan ke polisi oleh Komnas perlindungan anak (PA).

Dinas P dan K Jombang mengaku sudah mengetahui kabar bila kasus ini dilaporkan ke polisi oleh Komnas perlindungan anak (PA). Namun ia berharap agar persoalan tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Dan bila perlu dinas pendidikan yang bakal memfasilitasi mediasi.

"Ya kalau saya tetap saya usahakan penyelesaian secara kekeluargaan. Karena prinsipnya anak-anak itu kan gak tau kegiatan yang dilakukan itu dampaknya seperti apa, kan mereka gak tau. Ya (akan dimediasi Dinas P dan K)," ujar Senen. 

Ketika disinggung soal adanya kelalaian dari pihak sekolah yang dianggap menjadi penyebab terjadinya luka bagian kepala korban. Ia mengaku bahwa, anggapan sekolah yang dikira lalai dalam memberikan phal indungan anak di sekolah itu adalah anggapan yang tidak benar.

Hal ini dikarenakan selain sekolah, orang tua juga memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan terhadap anak. Termasuk pendidikan soal perilaku anak.

"Ya tidak benar kalau sekolah dianggap lalai. Karena anak-anak saat melakukan hal itu juga bagian dari tanggungjawab orang tua juga. Terkait orang tua edukasinya itu aktif, (seperti) nak jangan mukul temenmu di sekolah, jangan bully temenmu, tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Karena waktu yang paling banyak anak-anak dekat dengan orang tua. Terkait bullying, masalah kekerasan, itu kan tanggungjawab kita bersama," tuturnya.

Ia pun menegaskan bahwa tidak ada unsur pembiaran yang dilakukan sekolah. Untuk itu ia berharap agar permasalahan tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kita sampaikan bahwa tidak ada unsur pembiaran, tidak ada unsur itu disuruh, tidak ada unsur disengaja. Dan kalau saya, ya tetap kita upayakan kekeluargaan, toh pada akhirnya anak-anak itu juga ketika sudah selesai, akan berteman kembali, karena anak-anak kan gak tau," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang bocah SD di Jombang, mengalami luka pada bagian kepala usai terlempar kayu oleh teman sekelasnya di jam istirahat sekolah.