Kondisi Korban Selamat Laka Maut di Jombang Sudah Membaik, Ini Kata Dokter
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Kondisi kesehatan dua korban selamat dalam laka maut kereta api (KA) Dhoho dengan Mobil Luxio di Jombang, mulai membaik.
Bahkan salah satu korban atas nama Arimbi (13 tahun) sudah diperbolehkan dokter pulang ke rumahnya di Dusun Ciro Wetan, Desa Bakung Temanggungan, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo.
Tak hanya itu, satu korban selamat lainnya atas nama Fikry (22 tahun), juga dinyatakan membaik usai menjalani operasi pada bagian kepala akibat gegar otak.
Direktur RSUD Jombang, Ma'marotus Sa'diya, menjelaskan saudara Fikry telah menjalani operasi di ICU pada tanggal 1 Agustus 2023, kemarin.
"Dirawat selama 5 hari di ICU, dan saat ini sudah kembali ke ruangan. Kondisinya sudah stabil. Dan kondisinya sudah lebih baik daripada awal datang dan sebelum operasi," katanya, Selasa, 8 Agustus 2023.
Ma'marotus mengatakan, korban selamat ini akan menjalani serangkaian pemulihan kesehatan di beberapa poli yang ada di RSUD Jombang.
"Nanti akan di konsulkan di poli-poli yang lain. Dimasukkan ke rehabilitasi medik, supaya kesembuhannya lebih paripurna," ujarnya.
Sedangkan untuk korban selamat lainnya, atas nama Arimbi, sudah pulang sejak tanggal 4 Agustus 2023, kemarin.
"Dan dengan jadwal dikontrol ke psikiattri pada Minggu depan," tuturnya.
Saat ditanya apakah kondisi psikologis Arimbi sudah memungkinkan untuk diajak berkomunikasi. Ia mengaku kondisinya psikologis Arimbi sudah baik.
"Saat dikonsulkan ke dokter psikiatri kondisinya baik ya. Tapi tetap butuh pendampingan keluarga, pendampingan psikiatri, untuk itu dijadwalkan kontrol," katanya.
Sedangkan untuk kondisi kesehatan Fikry sudah membaik, setelah dilakukan tindakan operasi pada bagian kepalanya.
"Kondisinya lebih baik, daripada awal. Karena sudah dilakukan operasi untuk mengeluarkan pendarahan di kepalanya. Cuman belum sepenuhnya bisa diajak bicara," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya mengaku Fikry masih perlu untuk dilakukan pendampingan secara medis. Lantaran, perkembangan gegar otak di kepalanya masih sangat tidak pasti.
"Kadang kondisi seperti yang dialami korban ini tidak bisa diprediksi. Misal, ada penggumpalan darah di kepala, kelihatannya sedikit, ternyata merembes ke yang lain," tuturnya.
"Ada juga yang pendarahannya sedikit dan tidak merembes. Untuk itu harus kita pantau setiap saat," kata Ma'marotus.
Dan untuk Arimbi, ia mengaku pihak RSUD Jombang juga melakukan trauma healing. Mengingat Arimbi belum mengetahui bahwa kedua orang tuanya meninggal dalam laka maut tersebut.
"Makanya kita ada trauma healing (untuk Arimbi), jadi kita pelan-pelan, kita beritahu, dengan pendampingan keluarga. Dan insyaallah membaik. Kalau trend kesehatan keduanya, sangat membaik," ujarnya.