Penyebab Tingginya Angka Pengangguran Terbuka di Kota Malang

Wali Kota Malang, Sutiaji
Sumber :
  • Humas Pemkot Malang

Malang – Pemerintah Kota Malang mengumumkan pada 2022 angka pengangguran terbuka di Kota Pendidikan turun menjadi 7,66 persen. Namun, angka ini masih tergolong tinggi dibandingkan angka pengangguran terbuka Provinsi Jawa Timur sebesar 5,49 persen. 

Sebagai perbandingan angka pengangguran terbuka di Kota Malang fluktuatif. Di 2020, BPS Kota Malang mencatat tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang sebanyak 9,61 persen. Pada 2021, jumlahnya meningkat menjadi 9,65 persen. Dan turun menjadi 7,66 persen di 2022. 

Sedangkan Provinsi Jawa Timur berhasil menurunkan angka penganguran terbuka dalam 3 tahun terakhir. Dimulai dari 2020, mencapai 5,84 persen. Pada 2021, jumlahnya menurun menjadi 5,74 persen. Serta terakhir menjadi 5,49 persen pada 2022. 

Wali Kota Malang, Sutiaji menuturkan faktor banyaknya angka pengangguran terbuka disebabkan oleh mahasiswa yang setelah lulus tidak langsung pulang ke daerah asal. Mereka memilih bertahan di Malang dengan status pengangguran karena belum memiliki pekerjaan. 

Sutiaji menyebut, bahwa jumlah ini terus bertambah setiap tahun. Karena penerimaan mahasiswa baru diaejumlah perguruan tinggi. Sutiaji mengungkapkan, dalam setahun, ada sekitar 800 ribu mahasiswa baru datang Kota Malang.

"Ini penyakitnya sudah diketahui. Mahasiswa setelah lulus, banyak yang tidak mau kembali ke kampung halaman sehingga menjadikan pengangguran terbuka," kata Sutiaji, Rabu, 22 Maret 2023. 

Kepala Disnaker PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan mengatakan, bahwa terdekat Pemkot Malang akan menggandeng seluruh Perguruan Tinggi demi menekan angka pengangguran. Sebab, kategori lulusan mahasiswa menempati jumlah tertinggi pengangguran terbuka di daerah ini.