Puluhan Pelajar SD Keracunan, Dinkes Jombang Uji Lab Sampel Makanan

Salah satu pelajar yang dirawat akibat keracunan.
Sumber :
  • Elok Apriyanto/Jombang

Jombang, VIVA – Peristiwa keracunan makanan yang mengakibatkan 45 pelajar SDN Wuluh, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjadi perhatian dari dinas terkait.

Bahkan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang, mengambil sampel makanan untuk diuji laboratorium di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Surabaya

Kepala Dinkes Jombang, dr Hexawan Tjahja Widada membenarkan bahwa pihaknya telah mengambil sampel makanan. Dan hasil lab akan selesai dalam waktu minimal satu minggu.

"Kami sudah mengambil sampel muntahan, sampel stick tofu dan sampel crabstick untuk diuji lab," kata Hexa, Sabtu, 22 Februari 2025.

Ia menyebut sampel makanan tersebut diambil dari sisa dagangan milik pedagang yang berjualan di luar pagar SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben.

"Yang jelas tanggal kadaluarsa tidak tertera dalam tulisan. Sehingga belum memastikan, apa yang menyebabkan keracunan siswa. Apakah mengandung kuman terlalu banyak, menunggu hasil uji lab saja," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, siswa yang keracunan tersebut kini kondisinya membaik, sebab telah menjalani perawatan di puskesmas dan klinik sekitar sekolah. 

"Sudah membaik karena 1 dirawat di Puskesmas Sumobito, 1 di Klinik Bima Medika, dan 2 di Puskesmas Kesamben," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa bagi siswa yang mengalami gejala ringan tidak perlu dirawat, namun jika mengalami mual muntah, pusing hingga diare dan tidak nafsu makan, maka akan dilakukan perawatan intensif di puskesmas dan klinik.

"Dari 45 yang mengeluhkan mual muntah hanya empat yang dirawat," katanya.

Saat ditanya apakah ada tindakan tegas pada pedagang makanan, ia mengaku belum melakukan tindakan kepada pedagang, sebab ia juga tidak ingin menjatuhkan usaha pedagang makanan di sekitar sekolah.

"Karena hasil lab juga belum keluar. Jadi tidak ada dasar bagi kami melakukan tindakan, karena kasihan kan usaha orang juga, tapi kita juga harus antisipasi untuk memilih jajanan yang sehat," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan pelajar Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dilarikan ke Puskesmas setempat.

Para pelajar ini mengalami mual-mual, hingga diare, akibat keracunan makanan yang dibeli pada pedagang di depan sekolahnya.

Fredy Sapurtra Plt Kepala SDN Wuluh 1 Kecamatan Kesamben, mengatakan sebanyak 45 siswa siswi mengeluhkan mual hingga diare usai mengkonsumsi makanan instan.

"Empat siswa masih dirawat di klinik dan puskesmas terdekat. Keluhan mulai ada pada Selasa malam, ya indikasinya mulai makan makanan itu sejak selasa pagi," kata Fredy, Kamis 20 Februari 2025.

Ia menyebut keluhan itu semula hanya disampaikan 1 orang tua wali siswa kelas 1. Tak berselang lama keluhan semakin bertambah banyak. 

"Total ada 45 siswa yang mengeluhkan hal yang sama," ujarnya.

Ia pun menjelaskan bahwa sedikitnya ada 4 siswa yang harus menjalani opname di Klinik Bima Medika, Puskesmas Sumobito dan Puskesmas Kesamben. 

"Ada yang masih dirawat 1 siswa kelas 1, 2 siswa kelas 2, dan 1 siswa kelas 6," tuturnya.

Ia menegaskan 45 siswa tersebut mengeluhkan mual, muntah, pusing hingga diare setelah memakan crab stick dan stick tofu yang dibeli pada seorang pedagang jajanan yang berjualan di sekitar sekolah.

"Itu bukan jajan yang dijual di kantin sekolah, dulu itu kan sempat pedagang dilarang jualan di lingkungan sekolah, sekarang banyak sekali yang jual jajanan di luar sekolah, dan anak-anak sering beli di sana juga," katanya.