Dharma Sucipto, Menjawab Kekhawatiran Orang Tua Lewat Jajanan Sehat
- SATU Indonesia Award
Gresik, VIVA – Sebuah kebaikan kecil kadang membawa manfaat besar. Seperti Dharma Sucipto, pemuda yang menjadi pegiat makanan sehat di tengah banyaknya kekhawatiran makanan dan camilan berbahaya di lingkungan siswa sekolah.
Dari gerakan kecil, ia terus menebar kebaikan dengan caranya sendiri lewat jajanan tradisional sehat. Pengalaman dan kekhawatiran banyak orang menginpirasi Dharma menggerakkan sosialisasi makanan sehat kepada lingkungan sekolah.
Pemuda alumnus SMA 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur itu menyadari bahwa saat ini dia hidup di zaman yang serba instan dan hampir semua aktivitas anak-anak zaman sekarang maunya praktis dan serba cepat.
Tak jarang makanan yang dikonsumsi instan oleh anak sekolah tak memperhatikan kandungan gizi. Apalagi sekarang ini banyak sekali jenis jajanan anak yang bermunculan dengan bentuk dan tampilan hingga rasa yang berbeda-beda.
Keresahan masalah jajanan sehat ini, menjadi keprihatinan Dharma Sucipto ketika melihat jenis makanan yang sering dikonsumsi teman-temannya di kantin sekolah. Selain itu, Dharma juga bercermin dari neneknya yang terkena penyakit diabetes, sehingga dia mulai sadar untuk mengubah pola hidupnya.
Dharma tidak ingin siswa sekolah yang harusnya belajar dan tumbuh berkembang dengan baik malah terserang masalah kesehatan karena jajarnan sembarangan. Itulah sebabnya dia memiliki tekad yang kuat dan menjadi pionir jajanan sehat, bukan hanya untuk dirinya tapi juga lingkungannya.
Dharma memulai dari sekolahnya, ia melakukan promosi jajanan sehat. Lewat teman-teman ekstrakurikulernya, ia berkreasi menghasilkan 20 menu makanan dan minuman. Dari lingkungan terkecil itu, ia pun mulai sosialisasi jajanan sehat di sekolah-sekolah lainnya.
Saat itu ia tergabung dalam divisi pertanian organik unit ekstrakulikuler Go Green Smandry (GGS) SMA 1 Driyorejo. Dia dan teman-temannya mengolah lahan milik sekolah sebesar 10 x 8 meter persegi.
Lahan tersebut biasa ditanami umbi-umbian atau kacang-kacangan. Hasil dari lahan tersebut kemudian dia gunakan sebagai bahan utama panganan tradisional.
Dengan rasa kepedulian yang tinggi selanjutnya Dharma mulai mengajak pengelola kantin sekolah untuk mengurangi penggunaan MSG, bahan pengawet dan pewarna tambahan serta penggunaan plastik juga ikut dikurangi.
Jajanan sehat tersebut mulai dipromosikan sekitar akhir tahun 2009, yang pada akhirnya muncul gerakan yang dinamai Small Farming Food Society.
Ada banyak varian jajanan sehat yang sudah diproduksi oleh Dharma bersama teman-teman sekolahnya, seperti susu jagung tanpa susu, pentol ketela, roti selai rosella, dan puding jagung.
Terus berkembang, ia bisa menciptakan 40 resep penganan tradisional berbahan baku palawija. Ia dan kawan-kawan pun terus melakukan promosi makanan sehat Usahanya tersebut mendapat sambutan yang hangat.
Ia menjual jajanan sehat ke kantin-kantin sekolah di sekitar Gresik dan Malang hingga menghasilkan keuntungan yang lumayan. Kendati begitu, bukan keuntungan yang Dharma cari. Bagaimana para siswa sekolah mendapatkan makanan yang sehat adalah tujuan utamanya.
Ia mengakui, dalam seminggu ia dapat menghasilkan 300 porsi jajanan sehat. Seluruhnya tanpa menggunakan pewarna, pengawet dan pemanis buatan, pun tidak menggunakan plastik. Demikian juga minuman yang dihual dikemas dengan botol kaca.
Menu jajanan sehat yang Dharma jual lumayan familiar, seperti suju (susu jagung), sijanis (serabi jagung manis), puding jagung, ketela tempel, lomet isi pisang, nagasari, kunyit asem, pentol ketela, roti rosela, dodol labu. Selain itu ada juga selai rosela, selai ketela, dan selai ubi.
Berkat gerakan jajanan sehat tersebut Dharma mendapat penghargaan Astra SATU Indonesia Award kategori lingkungan di tahun 2012. Tak berhenti di situ, semasa kuliah di jurusan Teknologi Pertanian Univesitas Brawijaya ia dan kawan-kawan membuat bank karbon.
Mereka juga menanam tanaman obat, trembesi dan sengon laut di bantaran kali dekat kampus. Hal ini membuktikan bahwa semangat hari ini akan menjadi penyemangat di masa yang akan datang. Dan sebagai bukti juga kepedulian anak muda terhadap kesejahteraan serta kemajuan penerus bangsa.
Bahkan terbaru, Dharma bersama teman-temannya juga memulai kegiatan baru yaitu membuat bank karbon bersama lima orang teman-teman kampusnya. Sambil menyelesaikan kuliahnya di Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Mereka juga menanam tanaman obat keluarga, trembesi dan sengon laut di bantaran kali dekat kampusnya. Sebagai penggiat pangan sehat, Dharma punya cita-cita yang mulia yakni memiliki tempat usaha kuliner dengan menu unik dan menyehatkan yang terbuat dari bahan-bahan organik.
Tak salah jika Dharma Sucipto terpilih mendapat penghargaan SATU Indonesia Award. Dimana Dharma mempresentasikan semangat Indonesia untuk hari ini dan masa depan.
“Saya bercita-cita untuk punya rumah makan atau kafe yang menyediakan jenis makanan yang sehat dan unik, serta dibuat dari bahan-bahan organik,” ungkap Dharma