Gairah Masyarakat Menjaga Kebudayaan Lewat Festival Kampung Cempluk
- Viva Malang
“Dulunya festival ini bernama Sumberejo tempo dulu yang digagas oleh salah satu tokoh masyarakat desa ini yang bernama Mbah Pri. Lalu dikembangkan lagi oleh mas Redy Eko Prastyo yang dalam hal ini sebagai ketua komunitas yang ada di Kampung Cempluk ini hingga bertaraf internasional,” ujar Alzam.
Sementara itu, Redy Eko Prasetyo, adalah tokoh penting penggagas Festival Kampung Cempluk dan Jaringan Kampung Nusantara. Redy menuturkan bahwa festival ini ia anggap sebagai hari raya kampung kebudayaan.
"Mengapa demikian?. Jika dilihat secara lebih dalam, secara psikologis kata hari raya merupakan sebagai moment perjumpaan atau moment kebahagiaan sehingga selama acara tersebut diharapkan terciptanya sebuah hubungan kedekatan antara masyarakat satu dengan yang lainnya," tuturnya.
Dia menceritakan, keunikan yang dimiliki oleh Desa Sumberejo, salah satunya kampung leak. Kampung leak, merupakan salah satu gang yang ada di desa Sumberejo karen mayoritas pekerjaan utamanya sebagai tukang kayu.
Rata-rata warga sekitar bekerja hingga ke Bali, sehingga masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Gang Leak. Redy berharap, atas terselenggaranya acara ini masyarakat khusunya generasi milenial mampu menjaga serta melestarikan budaya. Hal ini dapt menumbuhkan rasa nasionalisme tinggi sehingga warisan budaya tetap lestari.
“Jadi kita mencari pembeda agar masyarakat bisa melihat keunikan dari konsep yang kami bentuk," ujarnya.