Sandiaga Uno Luncurkan Malang Health Tourism Untuk Tahan Laju Pasien Berobat ke Luar Negeri

Menparekfraf Sandiaga Uno resmikan Malang Health Tourism.
Sumber :
  • Viva Malang

Sandiaga Uno menyadari bahwa industri kesehatan dan pariwisata tidak bisa tercipta secara instan, tetapi semua pihak harus total dalam menyiapkan segala aspek. Sandiaga yakin Malang Health Tourism mampu berjalan dengan baik dalam waktu lima tahun kedepan. Sebab, selama ini pangsa pasar yang mendapat layanan kesehatan di Malaysia, Singapura merupakan orang-orang Indonesia. 

"Melihat bagaimana Malaysia, Thailand, Singapura ini butuh waktu 15 sampai 25 tahun. Tapi karena pasarnya warga negara Indonesia, maka kalau kita cepat bergerak, tidak pakai lama. Saya yakin dalam 5 tahun bisa betul menyamai, bahkan lebih baik layanan kesehatan yang diberikan," tutur Sandiaga Uno. 

Sementara itu, Ketua Umum Malang Health Tourism, Ardantya Syahreza mengatakan, saat ini sudah ada enam rumah sakit di Kota Malang yang berkolaborasi dalam program ini. Yakni, RS Persada Hospital, RS Muhammadiyah Malang, RS Lavalatte, RS Hermina, RS Panti Nirmala dan RS Panti Waluya. Semuanya memiliki layanan unggulan.

"Contohnya, RS Persada Hospital memiliki layanan unggulan penanganan jantung dengan mendiagnosis irama jantung, bedah jantung terbuka sudah ada juga. RS Lavalatte ada layanan onkologi jadi radioterapi untuk menyinari penderita kanker, begitu juga dengan RS lainnya," kata Ardantya. 

Setelah dikukuhkan, dia mengajukan Surat Keputusan Wali Kota untuk mendukung program kegiatan Malang Health Tourism. Mereka juga akan menggandeng klinik kecantikan, klinik kesehatan dan pengusaha hotel di Malang Raya. Dalam Malang Health Tourism ada juga program kegiatan wisata kebugaran dan wisata olahraga (sport tourism). 

"Wisata kebugaran, jadi masyarakat datang ke suatu tempat melakukan staycation seperti yoga, atau pilates, atau melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti spa di suatu tempat dan kembali lebih fresh. Wisata olahraga atau sport tourism, masyarakat datang ke suatu tempat hanya untuk seperti ikut kegiatan olahraga seperti event lari, bersepeda, naik gunung," ujar Ardantya. 

Disisi lain, Malang Health Tourism berharap pemerintah pusat melalui kementerian terkait untuk terlibat aktif dalam promosi layanan kesehatan berpadu dengan pariwisata ini. Selain itu, pemerintah diminta mengaudit permasalahan harga penjualan alat-alat medis di Indonesia. Karena jika harga alat medis murah maka harganya akan kompetitif dengan negara lain.