Malang jadi Destinasi Wisata yanng Paling banyak Dikunjungi
- istimewa
Malang – Pasca pandemi Covid-19, sektor pariwisara kembali dibuka. Puncaknya, pada momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Saat ini, banyak masyarakat yang mencari tempat untuk berwisata. Mulai dari keindahan alam, hingga lokasi hidden gem.
Sepanjang tahun 2022, banyak destinasi wisata favorit di Indonesia yang banyak dikunjungi. Senior Corporate Communications Manager Pegipegi, Busyra Oryza menyebutkan destinasi domestik paling populer pada 2022 berdasarkan data internal platform tersebut sebagaimana dilansir dari ANTARA, Rabu (4/1/2023).
Daerah yang paling banyak dikunjungi adalah Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Malang, Bali, Semarang, Surabaya, Bogor, Solo, Banjarmasin, Medan, Makassar, Batam dan Pekanbaru
Busyra menjelaskan bahwa tren destinasi domestik ini masih mirip dengan data Travel Report 2021 lantaran kota-kota ini memiliki beragam destinasi menarik dengan dukungan layanan akomodasi serta akses transportasi yang memadai dan bervariasi.
Sejumlah tempat memiliki transportasi publik yang memadai sehingga pelancong yang tidak membawa kendaraan pribadi pun dapat bepergian ke berbagai titik.
"Namun, kami melihat pulihnya kondisi dan fleksibilitas regulasi perjalanan pasca-pandemi di Indonesia membuat pola pergerakan perjalanan pelancong semakin lebih luas," katanya.
Sebagai informasi, pada tahun 2023, pemerintah mematok target tinggi untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Untuk kunjungan wisatawan mancanegara diharapkan dapat mencapai angka 7,4 juta dan wisatawan nusantara mencapai 1,2-1,4 miliar pergerakan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno optimistis target ini bisa tercapai, didukung program yang bisa menjadi daya tarik pengunjung, termasuk acara FIBA World Cup di Jakarta dan World Beach Game di Bali.
Laporan e-Conomy SEA 2022 menyebutkan bahwa sektor perjalanan menunjukkan tren pemulihan yang bertahap dan akan mencapai pemulihan penuh pada tahun 2023 dan 2024.
Laporan yang sama menyebutkan perjalanan domestik menunjukkan tren pemulihan yang lebih cepat, di mana tercatat bahwa pemesanan hotel di Asia Tenggara mencapai hampir 80 persen level sebelum pandemi.