Pandai Mengolah Buah Salak, Pria di Jombang Sukses Raup Miliaran Rupiah Per Tahun
- VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)
Jombang, VIVA – Siapa yang tak tahu buah salak. Buah yang memiliki ciri khas rasa yang manis dan sedikit masam serta bertekstur keras ini ternyata mempunyai banyak manfaat.
Buah ini dapat dijumpai di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Di balik kulitnya yang kaku dan juga tajam seringkali membuat orang terluka saat mengupasnya, sehingga tak sedikit yang merasa malas makan buah salak walaupun rasanya enak.
Namun, ditangan Kuswantoro, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh ini, salak diubah menjadi berbagai macam makanan, termasuk minuman.
Tak hanya itu, ia juga berinovasi menghadirkan cara unik makan salak tanpa harus mengupas kulitnya.
"Jadi produk kita itu ada beberapa varian. Best seller nya adalah kripik buah salak dan ada juga jenang salak. Semua itu murni dari salak lokal," kata Kuswantoro, Minggu 11 Agustus 2024.
Lebih lanjut ia bercerita, awal mulanya usaha ini berdiri pada tahun 2012 silam dengan menghadirkan berbagai makanan kemasan hasil olahan salak agar orang bisa mudah makan salak tanpa harus repot mengupas kulitnya.
Berbagai jenis kudapan, dihasilkan dengan bahan baku berupa buah salak yang umumnya hanya dikonsumsi secara langsung.
Selain keripik dan jenang salak, pihaknya juga menyulap buah salak menjadi aneka kuliner unik dan berbeda dari yang lain, seperti roti salak, teh salak, kopi biji salak serta sirup dari sari buah salak.
"Karena limbah dari buah salak ini ada biji dan kulit, jadi kita manfaatkan sekalian menjadi berbagai makanan dan minuman yang sehat," ujarnya.
Ia menegaskan untuk teh dan kopi salak dibuat bukan dari buah salaknya, melainkan dari olahan kulit dan juga bijinya.
"Bijinya kita roasting jadi kopi, dan kulitnya kita roasting kemudian kita keringkan menjadi teh," tuturnya.
Ia menegaskan berbagai produk olahan salak itu, dijual dengan harga beragam, sehingga omzet yang didapat dari penjualan makanan kemasan hasil olahan salak ini pun lumayan.
"Sebelum pandemi masih mencapai ratusan juta. Sekarang sudah hampir dikatakan normal seluruh total dalam satu tahun kurang lebih mencapai Rp3 Miliar," tuturnya.
Berbagai produk makanan berbahan dasar dari salak yang sudah di kemasan rapi itu dijual di outlet dan juga di berbagai layanan pengantaran online dan marketplace serta di berbagai toko-toko modern seluruh Indonesia hingga mancanegara.