Ekonomi Tumbuh, Inflasi Masih Tinggi
- pixabay
Malang – Sepanjang kuartal kedua tahun 2022, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tercatat sebesar 5,44 persen. Namun, di sisi lain, angka inflasi masih tercatat tinggi. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.
Direktur Eksekutif Institute for Develompent of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, menjelaskan, situasi inflasi juga terpantau tinggi, yakni sudah berada di angka 4,9 persen di bulan Juli 2022 dan 4,35 persen (yoy) di bulan Juni 2022.
"Kita tidak lagi bisa berharap bahwa inflasi inti akan tetap rendah, karena di Juni itu 2,3 persen (inflasi inti)," kata Ahmad, Minggu 7 Agustus 2022.
Artinya, lanjut Ahmad, pertumbuhan tinggi dan inflasi tinggi.
“Ini menjadi satu bahaya yang cukup signifikan mengingat inflasi barang-barang yang bergejolak sudah di angka 10,07 persen," ujarnya.
Ahmad merinci, inflasi disebabkan kenaikan di harga bawang, cabe merah, cabe keriting, telur, dan daging ayam. Sampai akhir tahun nanti, hal tersebut akan menjadi problem yang cukup serius, karena juga disebabkan oleh faktor cuaca atau iklim.
Apalagi, lanjut Ahmad, masyarakat tidak melihat kemampuan pemerintah mengatasi persoalan perubahan iklim tersebut. Sebab, selama bertahun-tahun tidak ada terobosan massal untuk menghadapi agar harga bawang, cabe merah, cabe keriting, telur, dan daging ayam bisa stabil kembali.