Soal Sikap Politik, Ini Tanggapan Gus Kikin Usai Gantikan KH Marzuqi Mustamar
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Jawa Timur kini dipimpin oleh Kiai Haji Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin. Dia menggantikan Kiai Haji Marzuqi Mustamar yang diberhentikan oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).
Gus Kikin usai resmi menjabat sebagai ketua PWNU Jatim menegaskan bahwa secara pribadi dia tidak pernah menyatakan sikap dukungan pada salah satu pasangan calon (Paslon) di Pilpres 2024 nanti. Hal ini akan dia bawa termasuk saat menjadi ketua PWNU Jatim.
"Nah saya kan tidak pernah ngomong (soal dukungan Pilpres). Kalau di Tebuireng (Ponpes) ada pertemuan saya kan hanya sebatas tuan rumah. Dan semuanya yang datang ke sini, saya menyatakan bahwa saya harus menghormati semua tamu, ada yang datang kita hormati," kata Gus Kikin.
"Karena kalau bagi saya NU itu, adalah rumah untuk membangun sebuah bangsa, sedangkan politik itu kan (sebagai) warga negara, berbeda dengan NU yang merupakan warga bangsa. Jadi itu kita punya rumah, kalau kita capek di luar, kita kembali ke rumah sebagai warga bangsa," tambah Gus Kikin.
Gus Kikin adalah cicit pendiri NU Hadratussyaikh Kiai Haji Hasyim Asyari. Dia juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Gus Kikin memiliki sederet pengalaman yang panjang di Nahdatul Ulama. Dia sebelumnya pernah menjadi pengurus PWNU Jatim dan juga aktif di kepengurusan PBNU sebelum akhirnya menjabat Ketua PWNU Jatim.
Gus Kikin mengatakan, bahwa NU merupakan wadah untuk memikirkan umat. Jika pun harus mengikuti perpolitikan, maka NU harus dijadikan wadah menjalin kebersamaan, serta ukhuwah islamiah.
"Sebetulnya bagi kita, kalau di grassroots (akar rumput), ya kita lebih pada memikirkan, bagaimana membangun persatuan. Ya kalau NU, memang kita harus memikirkan umatnya. Ya memang harus mengikuti perpolitikan, iya. Tapi kalau NU nya sendiri kan kita jadikan wadah untuk kita membangun persatuan, ukhuwah bersama, itu penting itu," ujar Gus Kikin.
Sementara itu, terkait polemik usai pencopotan Kiai Haji Marzuqi Mustamar sebagai ketua PWNU Jatim. Dia menyatakan, bahwa sudah saatnya Nahdliyin bersatu. Meski berbeda pilihan dalam Pemilu warga Nahdliyin harus kembali bersatu dan kembali ke NU pasca pesta demokrasi berakhir.
"Ya kita kembalikan lagi aja, bahwa NU itu, memang organisasi merupakan perkumpulan. Dimana itu bagaimana caranya untuk membangun sebuah bangsa, jadi kita jadikan rumah untuk kita bersama-sama membangun persatuan, membangun ukhuwah. Kemudian untuk urusan bernegara itu melalui jalur politik, dan nanti bisa pulang lagi ke NU, untuk istirahat bersama-sama untuk kita membangun ukhuwah itu tadi," tutur Gus Kikin.