Politik Identitas Masih Menghantui Pemilu 2024

Diskusi Cangkir Opini
Sumber :
  • Viva Malang

Malang, VIVACangkir Opini mengajak generasi milenial di Malang seperti mahasiswa, pegiat partai politik, pemuda berbagai organisasi berdiskusi soal Pemilihan Umum 2024

Jangan Lewatkan! Live Streaming Irak U23 vs Indonesia U23 di RCTI dan Vision+

Tema yang diambil adalah, 'Mewujudkan Politik Harmoni Menuju Pemilu 2024 yang Sejuk dan Damai'. Isu politik identitas menjadi bahasan yang hangat dan panjang. Politik identitas susah untuk dihindari, ancaman polaritas selalu menghantui disetiap gelaran Pemilu. 

Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Wahyudi Winarjo menganggap situasi politik saat ini tidak setinggi 5 tahun lalu. Potensi ujaran kebencian, hoax, bullying atau black campaign dianggap lebih rendah dibandingkan 5 tahun lalu. 

Nekat Jual Sabu-sabu, Tukang Las Dibekuk Polisi

"Saya tidak tahu kalau nanti muncul pasangan yang lebih mengedepankan pemikiran yang ada sektarian hingga terjadi benturan seperti masa lalu. Tapi kayaknya tidak," kata Wahyudi, Jumat, 28 Juli 2023.

Wahyudi mengatakan, politik identitas lumrah terjadi di negara mana saja. Menurutnya, kekuasaan acap kali dirajut dan dibangun dari politik identitas. 

DPP PPP dan PKB Beri Sinyal Koalisi pada Pilkada, di Jombang Belum Ada Gambaran

Persoalannya adalah apakah politik identitas dipergunakan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa. Dikatakan Wahyudi hal yang tidak baik adalah politik identitas yang mengganggap identitas yang lain tidak baik. 

"Kalau politik identitas dimaknai sebagai siasat politik untuk membawa agar kelompok atau komunitas untuk mendukung tidak ada masalah. Yang menjadi masalah adalah praktek politik identitas yang menganggap menilai melakukan tindakan tindakan memusuhi, menghalalkan darahnya membenci dan lainnya. Bohong kalau tidak melakukan itu. Baik secara terang terangan atau tersembunyi," ujar Wahyudi. 

Halaman Selanjutnya
img_title