Berkali-kali Proyek Strategis Dinas Perkim Jombang Sering Bermasalah
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Pembangunan proyek rehabilitasi drainase dan trotoar Jalan KH Abdurahman Wahid alias Jalan Gus Dur, di Kabupaten Jombang hingga kini masih menyisakan masalah. Penyebabnya, progres proyek strategis yang ada di jantung kota itu mengalami keterlambatan hingga 27 persen.
Bahkan, Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, seolah-olah menjadi langganan dalam memunculkan masalah dalam pembangunan proyek strategis Pemkab Jombang.
Ini, bukan pertama kalinya. Pembangunan proyek strategis berupa rehabilitasi drainase dan trotoar di Jombang menuai masalah.
Seperti pada tahun sebelumnya, tepatnya pada 2021 lalu proyek strategis berupa rehabilitasi trotoar dan drainase di Jalan KH Wahid Hasyim, menjadi jalur pedestarian yang dielu-elukan Bupati Mundjidah Wahab, juga ditemukan banyak masalah.
Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp16,7 miliar dari uang rakyat tersebut banyak menuai sorotan miring. Karena dikerjakan secara asal-asalan.
Dalam rancangan anggaran biaya (RAB), ketinggian trotoar yang seharusnya mencapai 15 sentimeter. Namun fakta yang ditemukan di lapangan hanya 10 sentimeter.
Selain itu, banyak sejumlah fasilitas pada proyek rehabilitasi trotoar dan drainase Jalan KH Wahid Hasyim. Seperti adanya kerusakan keramik, ornamen bola, pohon taman mati, hingga tong sampah yang rusak, padahal proyek belum diserahterimakan.
Dan tahun ini, pada tahun 2023, Dinas Perkim kembali melakukan rehabilitasi trotoar dan drainase Jalan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Proyek dengan anggaran Rp3,2 miliar dari APBD 2023.
Proyek yang merupakan tinggalan dari Bupati Mundjidah itu, juga mengalami persoalan yang sama dengan proyek rehabilitasi trotoar dan drainase sebelumnya.
Hal ini membuat wakil rakyat di gedung DPRD Jombang, beranggapan bahwa memang selama ini, Dinas Perkim terlalu memaksakan untuk membangun proyek strategis itu.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi C DPRD Jombang Khoirul Anam. Menurut Khoirul Dinas terkait tidak mau belajar dari kesalahan sebelumnya sehingga permasalahan yang hampir sama muncul pada pelaksanaan proyek rehabilitasi trotoar dan drainase Jalan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Harusnya ini dievaluasi kenapa bisa molor. Apakah memasukan lelangnya terlambat atau seperti apa. Setiap tahun mesti terjadi. Tidak mau belajar dari kesalahan rehabilitasi trotoar dan drainase Jalan KH Wahid Hasyim tahun lalu," kata Khoirul, Minggu, 5 November 2023.
Meski demikian, ia menjelaskan bahwa rencana sidak anggota Komisi C, ke proyek strategis itu, kerap bersinggungan dengan tugas dari partai. Sehingga beberapa kali agenda sidak tidak terlaksana.
"Kita akan jadwalkan secepatnya, untuk sidak," ujar politisi PDIP tersebut.
Ia menjelaskan selain akan melihat progres pembangunan secara langsung, ia mengaku akan meneliti kualitas dari bangunan proyek strategis itu. Apakah semua pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) atau belum.
"Biasanya apabila pekerjaan mepet akhir tahun. Kontraktor tergesa-gesa. Hasilnya kualitas otomatis jelek," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya jelang batas akhir pengerjaan, pelaksanaan pembangunan proyek strategis rehabilitasi drainase dan trotoar jalan Gus Dur, Jombang, Jawa Timur, kondisinya semakin memprihatinkan.
Proyek yang menelan anggaran Rp 3,2 miliar dari APBD 2023 itu, kian mengalami minus. Jika sebelumnya minus pekerjaan mencapai 10 persen, kini minus pekerjaan tersebut mencapai 27 persen.
Meski demikian tak ada sanksi tegas dari dinas terkait, bahkan sikap Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jombang terkesan biasa-biasa saja terhadap rekanan pelaksan dari proyek tersebut yakni, pihak PT Renis Rimba Jaya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Perkim Jombang Sri Rahayu mengatakan, pihaknya sengaja masih memberikan kesempatan pada PT Renis Rimba Jaya untuk menyelesaikan proyek trotoar dan drainase jalan Gus Dur sampai batas waktu yang sudah ditentukan.
"Karena mereka (rekanan) masih komitmen menyelesaikan (pekerjaan)," kata Rahayu, Rabu 1 November 2023.
Ia pun menjelaskan pihaknya, pada pekan ini akan melakukan show cause meeting (SCM) kedua. Ini dikarenakan pihak rekanan dari PT Renis Rimba Jaya masih belum bisa memenuhi target yang diberikan pada saat SCM yang pertama, yakni progres harus mencapai 55 persen.
"Minggu ini mulai kita uji coba SCM kedua, selama tujuh hari kedepan. Karena target di SCM pertama belum tercapai," ujar Rahayu.
Padahal, sebelumnya progres pengerjaan proyek rehabilitasi trotoar dan drainase Jalan Gus Dur baru mencapai 37 persen. Sementara untuk keterlambatan meningkat menjadi 27 persen.
Hal ini dikarenakan adanya akumulasi keterlambatan atau minus pekerjaan, pada SCM yang pertama. Dimana seharusnya pihak rekanan harus mencapai 55 persen namun kenyataannya pekerjaan masih minus 10 persen.