Mantan Manajer Timnas Pesimis Indonesia Bisa Juara Piala AFF 2022

Mantan manajer Timnas Indonesia, IGK Manila
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Mantan manajer Timnas Indonesia di SEA Games 1991, I Gusti Kompyang (IGK) Manila pesimis Skuad Garuda menjadi juara di Piala AFF 2022. Alasannya persiapan yang dilakukan oleh Ricky Kambuaya Cs tidak maksimal jelang turnamen paling bergengsi di Asia Tenggara ini. 

Mantan Wabup Pasuruan Diantar Para Ulama Daftar Cabup ke Kantor DPC PKB

"Seperti kemarin seharusnya kita bisa jadi juara grup. Tetapi pemain sering kali tidak tenang dalam pertandingan. Melawan Filipina harusnya bisa cetak gol banyak. Sebelumnya saat lawan Thailand harusnya bisa menang melawan 10 pemain tapi hanya imbang," kata IGK Manila, Jumat, 6 Januari 2023. 

IGK Manila menyebut jika Timnas Indonesia mampu mengalahkan Vietnam maka raihan terburuk adalah runner up. Tetapi jika gagal melaju ke Final Piala AFF 2022 maka Indonesia wajib juara 3. 

Aksi Buruh Di Kota Malang Juga Suarakan Tragedi Kanjuruhan

Skuad asuhan Shin Tae-yong menjamu Timnas Vietnam di leg 1 semifinal yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Jumat, 6 Januari 2023 nanti. 

"Minimal juara 3 lah. Karena apa kalau bermain seperti kemarin kita kalah fisik. Lawan-lawan kita ujicoba lancar dengan lawan kuat. Sementara kita, kompetisi kita tidak lancar, malah kena hukum. (Akibat tragedi) Kanjuruhan itu kena berapa lama kita tidak bermain," ujar IGK Manila.

Peringatan Hari Buruh di Kota Malang Diwarnai Aksi 'Mberot'

Pria yang juga sempat menjabat manajer Persija Jakarta itu mengatakan, bahwa pembinaanlah yang menjadi kunci prestasi Timnas Indonesia. Kompetisi harus dibuat secara berjenjang. Dan paling utama adalah kepastian bergulirnya kompetisi. 

"Harus ada kompetisi dari bawah sampai atas, berjenjang, berlanjut. Karena pembinaan yang bagus dari bawah terus naik. Kita tidak naik, kadang pemain nasional itu kapan main, kok tiba-tiba jadi pemain nasional," ujar IGK Manila. 

Selain itu dia mengatakan, bahwa kunci keberhasilan Timnas ketika berjuang di turnamen adalah kedisiplinan dan doa yang kuat. Apalagi prestasi medali emas yang diraih pada SEA Games 1991 adalah prestasi tertinggi sepak bola tanah air. Selebihnya, lebih banyak menjadi runner up. Di AFF Indonesia runner up sebanyak 6 kali. 

"Saya dulu itu manajer Timnas latihan fisiknya pemain ala tentara, naik gunung lari, mencret pun jadi, pemain tidak kuat ya dikeluarkan. Fisik ini kamu main 2 x 45 menit, perpanjangan waktu harus kuat. Sampai juara, selain usaha ada campur tangan tuhan sehingga kita juara," tutur IGK Manila.