Ilmuwan dan Peneliti Internasional Tertarik Konservasi Prigen Conservation Breeding Ark

Peneliti Internasional berkumpul di Prigen Conservation Breeding Ark
Sumber :
  • Mochamad Rois / Pasuruan

Pasuruan, VIVA – Sebannyak 150 orang terdiri dari ilmuwan, peneliti, pelaku konservasi dan pemerhati unggas liar delegasi dari 24 negara, dibuat terkesan dengan upaya konservasi unggas liar yang dilakukan di Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA). Ini adalah unit konservasi Taman Safari Indonesia (TSI) di Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Polisi Temukan 2,8 Ton Timbunan Pupuk Bersubsidi Dalam Gudang

Kurator Aves dan Prigen Conservation Breeding Ark (PCBA), Jochen Menner, mengatakan para delegasi terkesan karena selain TSI belum ada upaya konservasi lain di dunia yang cakupan dan kualitas upaya konservasinya sangat baik.

Terutama jika menyangkut tentang unggas liar dan endemik terancam punah seperti sempidan merah (L.erythrophthalma), puyuh gonggong jawa timur (A.orientalis) serta merak hijau jawa (P.muticus muticus).

Simak, Memasuki Cuaca Ekstrem Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Tutup Sementara

"Ini merupakan kesempatan bagi Taman Safari Indonesia untuk menunjukkan upaya konservasinya lewat PCBA yang tidak hanya unggas namun juga jenis endemik terancam lainnya di Indonesia," katabJochen Menner, Selasa, 17 Oktober 2023. 

Di satu sisi Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampauw mengatakan jika upaya konservasi yang dilakukan TSI membuat mereka mendapat kehormatan menjadi tuan rumah International Galliformes Symposium ke-8 yang digelar World Pheasant Association (WPA).

Konsolidasi Makin Intens, PKB Yakin Menangkan Pilgub Jatim 2024

TSI juga menerima dukungan dalam upaya konservasi unggas liar, pada Senin, 10 Oktober hingga Jumat, 13 Oktober 2023 kemarin. 

“Kami memperhatikan masalah yang nyata selain studi pengamatan perilaku unggas liar di habitat aslinya dan di dalam penangkaran, adalah bahwa status konservasi banyak spesies unggas liar semakin terancam dan kritis,” ujar Tony Sumampauw. 

Di dalam simposium tersebut, para peneliti menyampaikan hasil pengamatan dan studinya tentang unggas liar dari berbagai negara. Selain itu, dalam International Galliformes Symposium itu juga menjadi ajang bagi pelaku konservasi untuk menyampaikan pentingnya melakukan upaya konservasi unggas liar mengingat situasi mereka di alam liar yang kian memburuk akibat berkurangnya habitat dan perburuan.

"Hal ini semakin memperkuat pentingnya bekerja sama berbagai pihak dan dukungan antar negara dalam konservasi dan kajian tentang unggas liar," tuturnya.