Arema FC Merugi Rp270 Juta Gara-gara Bayar Sanksi ke PSSI
- Media Officer Arema FC
Malang – Manajemen Arema FC kembali mendapat sanksi denda dari Komisi Disiplin PSSI atas tindakan oknum suporter yang dinilai melanggar kode disiplin PSSI.
Setelah denda Rp170 juta kini Arema mendapat denda lagi sebesar Rp100 juta total dari 5 laga awal Liga 1 Singo Edan harus merogoh kocek Rp270 juta hanya untuk membayar denda.
"Iya sangat merugikan. Rp270 juta itu banyak. Kalau hanya buat bayar denda," kata manajer Arema FC, Ali Rifki, Senin, 22 Agustus 2022.
Adapun sanksi pertama saat laga melawan PSS Sleman di pekan ketiga Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 5 Agustus 2022 lalu. Singo Edan langsung diberondong dengan sanksi denda sebesar Rp170 juta atas 3 jenia pelanggaran.
Pertama penyalaan flare di tribun stadion. Kedua pelemparan gelas air mineral oleh oknum suporter. Dan ketiga adalah teror di hotel tempat pemain PSS menginap. Oknum suporter menyalakan petasan ke hotel. Dari tiga insiden ini Arema didenda Rp170 juta.
Dan kedua adalah saat laga melawan Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali pada 13 Agustus 2022 kemarin. Arema FC melanggar Kode Disiplin PSSI tahun 2018 karena terjadi penyalaan 2 buah flare oleh suporter Arema FC di Tribun Barat serta diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran kode disiplin. Arema didenda Rp100 juta.
Manajemen Arema mengaku setiap pertandingan selalu memberikan keamanan maksimal dengan melakukan penggeledahan pada Aremania demi mewaspadai suporter membawa flare. Tetapi suporter selalu memiliki cara tersendiri untuk meloloskan flare agar bisa masuk ke
"Sudah selalu di periksa. Tapi modus memasukkannya banyak. Jadi semua kembali ke kesadaran masing-masing," tutur Ali Rifki.
Arema sendiri setelah mendapat sanksi pertama dalam laga kontra PSS langsung berkoordinasi dengan Aremania. Mereka sepakat untuk tidak mengulangi tindakan yang berpotensi sanksi. Manajemen mengimbau Aremania memberikan dukungan atraktif tanpa harus menyalakan flare.
"Sudah kita lakukan (koordinasi dengan Aremania). Ya selalu menghimbau kesadaran masing-masing. Untuk saling membantu agar tidak terulang masalah flare," ujar Ali Rifki.