Liga 1 Musim Depan Berubah Ada Format Play Off, Arema FC : Itu Menarik

General Manager ad Interim, Arema FC Muhammad Yusrinal
Sumber :
  • Media Officer Arema FC

Malang – Hasil sarasehan sepak bola yang berlangsung di Surabaya kemarin melahirkan sejumlah kesepakatan. Salah satunya kontestan Liga 1 sepakat menggelar musim 2023-2024 dengan format kompetisi penuh, seperti sebelumnya, ditambah babak penentuan (play off) juara untuk tim-tim yang berada di posisi empat besar pada akhir musim.

Lutfil Hakim: PWI Malang Raya Harus Ikut Serta Memajukan Pembangunan di 3 Daerah

Arema FC sebagai salah satu kontestan Liga 1 sepakat dengan wacana itu. Arema FC akan membahas gagasan hasil sarasehan sepak bola nasional ini dengan jajaran pengurus lainnya. Tetapi secara garis besar mereka sepakat dengan wacana itu meski belum mengikat. 

"Soal wacana perubahan format tentu itu menarik," kata General Manager ad Interim, Arema FC Muhammad Yusrinal Fitriandi, Senin, 6 Maret 2023. 

PWI Dianggap Mampu Tarik Investor Untuk Pembangunan di Malang Raya

"Namun tentu saja ini menjadi bahan kajian di lingkup internal terutama di manajemen. Karena berkaitan dengan bagaimana apa saja yang harus dipersiapkan oleh Arema FC untuk musim depan. Tapi pada prinsipnya Arema FC sepakat untuk membawa perubahan sepak bola Indonesia,” tambahnya. 

Arema FC menyebut sarasehan sebagai angin positif bagi pengelola klub sepak bola di Tanah Air. Sebab, para pengurus klub bisa melakukan diskusi langsung membahas sejumlah format baru untuk Liga 1 musim depan. Katanya, hal ini bisa berdampak baik bagi kemajuan sepak bola tanah air. 

Lathifah Shohib Ikuti Pembekalan Bacakada, Sinyal Maju Pilbup Malang Semakin Kuat

"Karena klub-klub Liga 1 bisa memberikan masukan secara langsung dan berdiskusi terkait langkah-langkah untuk kemajuan sepak bola Indonesia dengan menggelar sarasehan," ujar Yusrinal.

Sementara Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa pada dasarnya pihaknya ingin meningkatkan kualitas Liga 1 dan juga Liga 2. Erick tidak mau liga profesional Indonesia dipandang sebelah mata oleh komunitas sepak bola internasional.

"Kami tidak mau menganakemaskan Liga 1 atau Liga 2. Ketika berdiskusi dalam sarasehan, kami sepakat mau menjadikan Indonesia sebagai salah satu kiblat sepak bola di Asia Tenggara. Jangan lagi kita dianggap sebagai liga terendah di Asia Tenggara. Jadi harus ada terobosan. Kita tidak boleh seperti katak dalam tempurung," tutur pria yang juga Menteri BUMN itu.

Selain tim-tim Liga 1, Sarasehan Sepak Bola yang berlangsung di Surabaya juga diikuti oleh klub-klub Liga 2. 

Ada beberapa poin yang dihasilkan dalam pertemuan itu. Selain Liga 1 dan hal-hal yang mengiringinya, klub-klub juga menyetujui soal-soal seperti pergantian nama, di mana Liga 1 menjadi Liga Indonesia dan Liga 2 menjadi Liga Nusantara.

Akan tetapi, seluruh usulan klub dalam sarasehan masih belum menjadi keputusan mengikat karena masih harus dibicarakan lebih lanjut.

Erick Thohir pun memastikan sarasehan itu belum akan selesai. Berikutnya, akan ada sarasehan untuk Liga 3 dan Asosiasi Provinsi PSSI.