Sederet Kejanggalan Bikin Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tidak Percaya Persidangan

Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tidak yakin mendapat keadilan seperti yang diharapkan dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Surabaya. Mereka menilai banyak kejanggalan dalam prosesnya. Seperti sidang yang seharusnya terbuka untuk umum namun dilakukan secara tertutup. 

Jangan Lewatkan! Live Streaming Irak U23 vs Indonesia U23 di RCTI dan Vision+

Salah satu keluarga korban adalah Devi Athok. Dia kehilangan dua putrinya dan mantan istri dalam Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu. Dia pun tak kenal lelah terus memperjuangkan keadilan bagi para korban. 

"Ya kalau melihat dinamika yang ada, sekarang kita tidak boleh menghadiri sidang. Terus persidangan tertutup dan tidak boleh disiarkan oleh media ini kan merupakan pembodohan pada masyarakat," kata Devi, Senin, 16 Januari 2023. 

Nekat Jual Sabu-sabu, Tukang Las Dibekuk Polisi

Sidang perdana ini digelar di Surabaya pada Senin siang. Dia terus memantau perkembangan persidangan dari media massa. Dia heran dengan proses sidang yang digelar tertutup. Devi mengaku tidak percaya dengan proses persidangan yang digelar tertutup. Dia juga menuding ada yang sengaja ditutupi dalam persidangan ini. 

"Ini kan kita tidak boleh melihat langsung dan masyarakat Indonesia tidak bisa mengikuti. Dan pasal yang dikenakan hanya 359 KUHP dan 360 KUHP soal kelalaian. Saya tidak percaya hukum di Indonesia kalau seperti ini selalu ada kepentingan," ujar Devi. 

DPP PPP dan PKB Beri Sinyal Koalisi pada Pilkada, di Jombang Belum Ada Gambaran

Devi mengatakan, bahwa selama ini dirinya tidak kenal lelah memperjuangkan keadilan bagi dua putrinya dan mantan istri. Termasuk korban dan keluarga korban lainnya. Dia juga mengingatkan pemerintah bahwa selama ini Aremania masih bersabar. Jika kemudian kejanggalan demi kejanggalan terus terjadi maka hal ini bagaikan bom waktu yang bakal diledakan oleh Aremania. 

"Saya terus berjuang untuk dua putri saya, mantan istri saya dan khususnya Aremania. Saya sama teman-teman masih sabar dan hanya demo. Tapi kalau sampai Malang ini nanti tidak baik-baik saja jangan salahkan kami karena mereka yang menciptakan situasi seperti ini," tutur Devi. 

"Ada apa dengan keadilan di negeri ini, sidang tertutup padahal ini bukan kasus asusila tapi ini tragedi. Semoga majelis hakim punya hati nurani agar nantinya memberikan putusan seadil-adilnya," tambah Devi.