Menurut Komnas HAM : Tragedi Kanjuruhan Akibat Penggunaan Kekuatan yang Berlebihan

Komisioner HAM bidang penyelidikan dan pemantauan M Choirul Anam
Sumber :
  • Istimewa

Malang – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bergerak cepat atas peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Mereka langsung datang ke Malang untuk mendalami tragedi Kanjuruhan yang merengut nyawa 125 Aremania dan 400 an suporter terluka.

Aksi Pencuri 'Obok-Obok' Sekolah SMA di Jombang Terekam CCTV

Menurut pantauan awal Komnas HAM, tragedi Kanjuruhan terjadi akibat penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh TNI/Polri. 

"Bisa melihat bagaimana karakteristik kejadian. Semua konteks apa dugaan kekerasan dan penggunaan kekuatan yang berlebihan sampai level mana," kata Komisioner HAM bidang penyelidikan dan pemantauan M Choirul Anam, di Malang, pada Senin, 3 Oktober 2022.

Amarah Membara Karena Terbakar Api Cemburu, Jadi Motif Pria Muharto Bacok Istri

"Masa orang jalan di pinggir lapangan tiba-tiba ditendang (aparat) gitu. Penggunaan gas air mata bagaimana dan sebagainya. Saya telah berdiskusi kok gak (pertandingan) diselenggarakan sore, ini kita telusuri. Dari kemarin kami sudah dapat beberapa info," tambahnya. 

Choirul Anam mengungkapkan, kedatangan mereka juga untuk mencari bukti. Mulai dari video hingga dokumen lainnya. Selain itu, juga melakukan pencocokan data dengan keluarga korban hingga para pemain Arema yang saat itu ada di lokasi tragedo Kanjuruhan. 

Mobil Rombongan Ibu Nyai Ponpes Sidogiri Tertabrak KA Pandalungan di Rejoso, 4 Orang Meningga Dunia

"Dikasih video dan dokumen lain kita juga komunikasi dengan keluarga. Agenda Komnas HAM mengunjungi korban dan ke rumah sakit untuk bisa bertemu dengan beberapa pemain. Mendalami apapun yang terjadi di Kanjuruhan terutama penggunaan gas air mata. Peristiwa ini terang benderang, dan kami ingin tak terulang lagi untuk seluruh suporter di Indonesia," ujar Choirul Anam. 

Komnas HAM berharap, Polri dan TNI terbuka dalam penyidikan kasus ini. Sebab, berdasarkan temuan awal, jelas ada kesalahan prosedur dalam pengamanan massa. Dalam video yang mereka kantongi jelas terjadi tindakan kekerasan pada Aremania, dan paling fatal tembakan gas air mata ke arah tribun suporter. 

"Di video yang tersebar ada tindak kekerasan. Gak hanya gas air mata, kok itu bisa terjadi. Akan kami dalami dan beberapa hari kedepan saya minta semua pihak terbuka termasuk polisi TNI dan siapapun yang ada dalam pelaksanaan itu," tutur Choirul Anam. 

Choirul Anam menuturkan bukti keseriusan Komnas HAM pada kasus ini adalah menerjunkan tim besar dalam proses penyelidikan. 

"Kekerasan memang tejadi di tendang kungfu gitu di lapangan. Semua lihat itu. Sedang kami telusuri dan melihat anatomi cerita disaat itu. Dimana posisi penumpukan massa, dimana pintu yang tertutup hingga dimana lokasi banyaknya jenazah atau korban ditemukan atau dievakuasi," kata Choirul Anam.