Saat Paslon Abadi Sentil Sembako Murah Bikin Inflasi di Kota Malang

Debat terakhir Pilkada Kota Malang.
Sumber :
  • VIVA Malang

Malang, VIVA – Debat Pilkada Kota Malang telah memasuki babak akhir pada debat publik ketiga yang digelar pada Rabu, 20 November 2024 kemarin. Ada sejumlah momen unik dalam debat pamungkas sebelum pemungutan suara Pilkada Kota Malang pada 27 November 2024 kemarin. 

Pasangan calon nomor urut 3 Moch Anton - Dimyati Ayatullah (Paslon Abadi) menyentil persoalan inflasi yang muncul di momen Pilwali Kota Malang. Dia menuturkan biasanya inflasi terjadi saat jelang hari besar seperti Idul Fitri maupun Natal dan Tahun Baru. 

Pernyataan itu muncul saat Paslon Abadi mendapat pertanyaan dari paslon nomor urut 1, Wahyu Hidayat - Ali Muthohirin (Paslon WALI). Saat itu Paslon WALI bertanya soal cara menekan dan menjaga inflasi di Kota Malang. 

"Inflasi itu biasanya terjadi jelang Natal dan Tahun Baru ada kenaikan harga dan pemerintah mempersiapkan intervensi, demikian juga dengan Idul Fitri. Tapi ini ada hal baru inflasi saat Pilkada, Ini jadi masalah baru," kata calon wakil wali Kota Malang, Dimyati Ayatulloh.

Dimyati melanjutkan, dengan menjelaskan bahwa langkah salah satu paslon dengan membagikan sembako berupa beras dan minyak justru memicu inflasi. Dia menyebut jika sembako diborong Paslon justru akan merusak harga pasar. 

"Kalau biasanya inflasi terjadi menjelang Natal, Tahun Baru dan Idul Fitri, tahun ini muncul tren baru bahwa inflasi terjadi menjelang Pilkada. Kalau beras sama minyak goreng diborong besar-besaran, masyarakat yang rugi," ujar Dimyati. 

Dimyati mengatakan cara menimbun sembako untuk dibagikan ke masyarakat calon konstituen merugikan masyarakat lainnya. Karena ada efek domino dari pembagian sembako di Pilkada Kota Malang. 

"Ini inflasi dadakan, bagaimana pemerintah hadir untuk menstabilkan inflasi dadakan ini. Masyarakat kasihan, mereka menimbun untuk dibagikan, nah yang gak kebagian malah menikmati harga yang naik kan," tutur Dimyati.