Ziarah ke Makam Gus Dur, Ganjar Kenang Semangat Pluralisme dan Kemanusiaan

Ganjar Pranowo saat ziarah ke makam Gus Dur.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

"Kita selalu memiliki tingkat toleransi yang tinggi, saling menghargai, saling menghormati, dan hal itu yang tidak pernah saya lupa, dalam kontestasi politik," tuturnya.

Ganjar mengaku selalu teringat dengan pesan Gus Dur bahwa di atas kepentingan politik ada kemanusiaan yang harus tetap diperjuangkan. Ajaran Gus Dur ini selalu diteladani oleh Ganjar. 

"Eh ingat loh ya, di atas politik itu ada kemanusiaan, itu Gus Dur yang selalu ingatkan. Dan saya belajar betul, untuk memberikan semangat pada kita semuanya untuk menjaga, pluralisme," kata Ganjar.

"Yang di Semarang itu, dituliskan secara khusus di kompleks seperti Pecinan, dan itu merupakan penghormatan yang sangat besar dan generasi kita harus belajar betul soal ini," tambahnya. 

Ganjar mengaku sedikit menyesal karena selama hidup belum pernah menjabat tangan Gus Dur. Kini Ganjar mengaku hanya bisa bersalaman dengan istri Gus Dur yakni Nyai Shinta Nuriyah Wahid dan anak-anak mendiang Gus Dur.

"Dan saat ini saya hanya bisa salaman dengan Bu Shinta dan mbak Yenny, kalau sama Bu Shinta itu jadi merasa ayem gitu ya, dan kalau ke Semarang saya nemuin beliau, padahal itu jam 12 malam tapi beliau bilang masih jam segini aja. Ya memang beliau itu memang gak pernah tidur ya, karena puasa terus, luar biasa beliau itu. Sekarang saya senang karena bisa berkomunikasi dengan keluarga Gus Dur, keluarga besar seperti di sini (Tebuireng), dan tadi juga kenalan juga sama istri Gus Solah (adik Gus Dur)," tutur Ganjar. 

Sementara itu, Yenny Wahid anak kedua Gus Dur mengaku bahwa dari tiga paslon Capres hanya Ganjar Pranowo yang menjalin komunikasi dengan ibunya. Dia menyebut Ganjar memiliki keakraban yang luar biasa dengan Nyai Shinta.