Wali Kota Malang Berharap Angka Stunting Terus Menurun

Wali Kota Malang, Sutiaji
Sumber :
  • Humas Pemkot Malang

MalangWali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan angka stunting di Kota Malang saat ini sudah turun ke angka 8,67 persen. Namun perlu komitmen untuk terus menekan hingga mencapai zero stunting. 

Sutiaji mengatakan integrasi program antar berbagai elemen menjadi kunci keberhasilan pencegahan serta penurunan angka stunting. Termasuk peran serta 57 lurah di Kota Malang sebagai garda terdekat dengan warga setempat. 

Dia menyebut bahwa lurah dapat membantu pencegahan dan penurunan stunting dengan mencermati status dan kondisi kesehatan warganya. Seperti dengan mengetahui data sebaran Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil, ibu dalam masa nifas, maupun bayi dua tahun. 

"Ini bisa diterapkan sebagai upaya mitigasi. Sehingga ini bukan urusan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan saja. Tapi dibantu Lurah untuk mengurangi stunting itu," kata Sutiaji, Jumat, 25 November 2022. 

Sutiaji menuturkan dengan data yang akurat, mampu menjadi dasar intervensi tepat dari perangkat daerah terkait. Sehingga harapannya data nyata di lapangan dapat singkronkan dengan program pengentasan. 

"Karena Lurah nanti melihat sampai ke data timbangannya (berat bayi). Jika beratnya kurang, dicari faktornya, mungkin faktor gizi atau lainnya. Sehingga nanti OPD yang sesuai crosscutting bisa melakukan intervensi yang tepat," ujarnya.

Sutiaji juga memaparkan cross-cutting atau sunting silang yang dapat dilakukan antar perangkat daerah dalam upaya penurunan balita stunting. Diantaranya intervensi dari Dinas Kesehatan berupa penanganan gizi balita. 

"Hal ini dapat direspon oleh Dispangtan melalui gerakan Gemar Makan Ikan dan urban farming. Sementara DPUPRPKP bisa menyediakan sanitasi air bersih, begitu juga dengan Diskominfo lewat Iklan Layanan Masyarakat tentang gizi ibu dan anak," tuturnya. 

Sementara itu, Ketua TPPS Kota Malang, Wawali Sofyan Edi melaporkan berbagai realisasi pelaksanaan intervensi audit kasus stunting yang telah dilakukan. Diantaranya adalah optimalisasi pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) kesehatan ibu dan anak, program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). 

"Hingga pendampingan oleh kader kesehatan dan puskesmas, maupun pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga," kata Sofyan Edi.