Demi Warga, Ketua RT di Malang Kemas Air Bersih Untuk Mereka Yang Terdampak Kekeringan

Sutinah mengisi air di tandon komunal
Sumber :
  • VIVA Malang

Malang, VIVA – Truk tangki berisi 5.000 liter air bergerak pelan menyusuri jalan menanjak dan berkelok di RT 14 RW 2, Desa Sumberagung, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Jalan selebar 5 meter dan berbatu, membuat sang sopir harus ekstra hati-hati mengendalikan kemudi.

Sesampai di depan salah satu rumah warga, sopir truk tangki menghentikan laju kendaraannya. Sementara sang kernet dengan sigap menurunkan selang air, yang disalurkan ke tandon air komunal dari terpal berukuran 2x4 meter. Seperempat jam kemudian, tandon yang semula kering sudah berisi sekitar 1.500 liter air. 

Sesaat kemudian, terlihat seorang wanita keluar dari rumah menuju tandon komunal itu sambil menenteng jerigen di kiri kanan tangannya. Sutinah, sang empunya rumah, memang menjadi salah satu warga yang rumahnya berdiri tandon komunal. Ia merupakan Ketua RT 14 RW 2, Desa Sumberagung, Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.

Saat ada pendistribusian air bersih, Sutinah menjadi sosok terpenting di lingkungannya. Ia rela mengisikan puluhan jerigen untuk memastikan setiap keluarga di wilayahnya mendapat air bersih.

“Di RT saya ada 75 Kepala Keluarga yang terdampak kekeringan sejak dua bulan terakhir ini. Sengaja dikemas gini kalau gak gitu berebut. Kasihan yang kerja, atau ke sawah gitu kadang gak kebagian. Jadi biar adil saya membaginya di jerigen begini,” jelas Sutinah, Senin, 7 Oktober 2024. 

Sutinah mengaku, bantuan air bersih dari Pemerintah tak setiap hari datang. Bantuan biasanya datang satu atau dua kali dalam seminggu.

“Kondisi kering ini sudah dua sampai tiga bulan, hingga sekarang juga belum ada hujan. Kadang ada bantuan dari pemerintah, kadang ada dari desa. Tapi tidak menentu, kadang satu minggu ada, kadang tidak ada sama sekali,” tambahnya.

Warga menggunakan air bersih bantuan Pemerintah ini untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci piring dan minum hewan ternak. Sementara itu, untuk mencuci baju, warga harus ke sungai dengan menempuh jarak kurang lebih 3 kilometer.

“Kalau untuk masak biasanya pakai air mineral, jadi beli,” tutur Sutinah.

Saat bantuan air bersih tak datang, warga harus merogoh kocek pribadinya untuk mencukupi kebutuhan air. Mereka harus membeli air dari desa lain dengan harga 60 ribu rupiah untuk 500 liter air. Dalam seminggu, warga bisa membeli hingga dua kali.

“500 liter itu sedikit bagi yang keluarganya banyak, jadi ya harus serba ngirit. Apalagi kalau keluarganya banyak, kadang gak sampai satu minggu sudah habis," ujarnya.

Sutinah menambahkan, sumber air terdekat mengering sejak bulan Agustus lalu. Sumur bor miliknya juga tak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan airnya.

“Sumur tidak sampai kering, tapi ya tidak cukup kalau untuk memenuhi semuanya,” tuturnya.

Pemerintah Kabupaten Malang bersama jajaran Forkopimda terus menyalurkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga yang tardampak.

Sejak Agustus hingga Oktober setidaknya ada puluhan desa yang dilaporkan mengalami kekeringan. Dari puluhan desa tersebut, ada ribuan penduduk yang turut merasakan kurangnya air bersih.

Luasnya wilayah yang terdampak, menjadi persolan tersendiri bagi pemerintah setempat. Salah satunya adalah kurangnya armada yang mengangkut air bantuan, sumber mata air terdekat yang kering sehingga harus menempuh jarak yang cukup jauh.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan menerangkan, hingga saat ini pihaknya hanya memiliki tiga armada untuk pendistribusian air bersih.

Kendati demikian, untuk penanganan kedaruratan seperti saat ini, BPBD dibantu dengan sejumlah dinas yang memiliki truk tangki guna memenuhi permintaan air bersih.

“Pendistribusian dibantu PMI, Dinas Sosial, Dinas Ciptakarya, Perumda Tirta Kanjuruhan untuk penanganan. Ada juga truk terbuka pendukung pakai tandon air, itu ada 5 unit,” kata Sadono.

Sejak 4 September hingga 4 Oktober 2024, BPBD Kabupaten Malang telah mendistribusikan air bersih sebanyak 913 ribu liter. Pendistribusian dilakukan setiap hari, dengan jumlah 5 hingga 15 ribu liter setiap desa/kelurahan.