Dilirik UNESCO, Kota Malang Bakal Jadi Kota Kreatif Dunia pada 2025
- VIVA Malang / Uki Rama
Malang, VIVA – Penjabat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan bahwa Kota Malang ditargetkan menjadi Kota Kreatif Dunia pada 2025. Bahkan UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa bakal berkunjung ke Kota Malang untuk melihat kesiapan itu.
"Target kita kota Malang menjadi kota kreatif dunia. Dan UNESCO bulan depan akan turun ke kota Malang untuk melihat secara langsung kota kreatif dunia 2025," kata Wahyu Hidayat di Gedung Malang Creative Center pada Jumat, 26 April 2024.
Wahyu Hidayat menuturkan sejumlah langkah sudah disiapkan oleh Pemerintah Kota Malang. Mulai dari menyiapkan regulasinya, hingga menyiapkan sarana dan prasarana.
"Langkah-langkah yang sudah kita lakukan regulasinya sudah kita siapkan sarana dan prasarana juga sudah kita liha. Sehingga nanti pada saat cek pada pendataan di lapangan oleh UNESCO semua bisa kita tampilkan. Saya optimis bisa karena beberapa elemen terkait dengan UNESCO sudah datang ada beberapa item itu semua sudah sesuai dengan UNESCO," ujar Wahyu Hidayat.
Wahyu Hidayat sebelumnya mengajak Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki untuk melihat-lihat fasilitas yang ada di MCC. Wahyu menyampaikan kepada Teten bahwa MCC adalah wadah inkubasi anak-anak kreatif anak muda di Kota Malang dalam mengembangkan bakatnya termasuk membangun bisnis dan berjejaring.
"Dan pak Menkop akan melaporkan kepada Presiden RI terkait perkembangan ekonomi kreatif di Kota Malang. Agar saat di Kota Malang Presiden bisa melihat secara langsung perkembangan ekonomi kreatif di Kota Malang termasuk yang sudah dilaksanakan di MCC," tutur Wahyu.
Sebelumnya Menteri Teten mengatakan MCC sebagai sebuah inkubator bagi anak-anak muda kreatif hanya ditemukan di Kota Malang. Kementerian Koperasi sengaja melakukan kunjungan karena melihat MCC sudah sangat baik sebagai model percontohan.
Untuk itu Kemenkop UKM menggelar Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM Summit Tahun 2024 di Gedung MCC. Tujuannya agar jajaran Kementerian dan Perwakilan dari Pemerintah Daerah belajar mengembangkan PLUT untuk memfasilitasi anak-anak muda melakukan inovasi mulai dari produk, hingga bisnisnya.
"Model MCC ini salah satu contohnya yang paling pas tentunya nanti daerah lain akan punya unggulan domestiknya apa itu yang harus kita kembangkan. MCC ini saya apresiasi luar biasa. Ini patut ditiru oleh berbagai daerah. Saya sudah tanya ternyata budgetnya kecil Rp7 miliar setahun kecil sekali. Tapi bisa melahirkan pengusaha yang hebat," ujar Teten.
"Kami nanti akan hubungkan kebetulan di Kementerian Koperasi ada program entrepreneur hub yang menginkubasi startup untuk kita kembangkan supaya mendapatkan permodalan mengakses investor dan mengakses lain sebagainya. Sehingga betul-betul dari startup di inkubasi bisa langsung menjadi komersialisasi itu tahap yang paling penting," tambahnya.