Terancam Putus Kontrak, Rekanan Klaim Pengerjakan Proyek Trotoar Jalan Gus Dur Capai Target
- Elok Apriyanto / Jombang
Jombang, VIVA – Meski terancam putus kontrak, lantaran ada keterlambatan proges pembangunan proyek strategis trotoar dan drainase jalan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ternyata pihak rekanan masih melanjutkan pekerjaan.
Bahkan, pihak pelaksana proyek pembangunan trotoar dan drainase jalan Gus Dur dari PT Renis Rimba Jaya mengklaim pekerjaan sudah sesuai target.
Roni Hermanto perwakilan PT Renis Rimba Jaya mengatakan, target yang diberikan Dinas Perumahan dan Permukiman yang harus menuntaskan pekerjaan hingga 55 persen sudah terlampaui.
"Saat ini sudah dilakukan pekerjaan pengecoran. Target sudah memenuhi," ujar Roni, Selasa, 31 Oktober 2023.
Meski demikian, ia mengaku masih belum menghitung pasti saat ini progres pekerjaan proyek yang menelan anggaran Rp3,2 miliar tersebut.
"Kalau progresnya saat ini masih dihitung sama konsultan pengawas,” katanya.
Tak hanya itu, pihaknya meyakini target sudah terpenuhi. Dikarenakan material pabrikasi sudah didatangkan ke lokasi proyek.
"Material yang pabrikasi kemarin sempat ada kendala sekarang sudah bisa kami datangkan. Itu pastinya juga menambah progres pekerjaan," tuturnya.
Ia pun menegaskan, saat ini pekerjaan memasuki tahap pengecoran dan akan melakukan pemasangan keramik. "Untuk mengejar ketertinggalan kami lebur dan menambah pekerja," katanya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Perkim Jombang Sri Rahayu mengatakan, untuk progres masih dihitung sama konsultan.
"Kita juga rapat lagi dengan kontraktor," ujar Rahayu.
Seperti diberitakan sebelumnya, progres proyek rehabilitasi trotoar jalan Gus Dur jadi atensi serius Dinas Perkim Jombang, lantaran pekerjaan mengalami minus.
Bahkan, pihak dinas Perkim juga sempat memanggil rekanan pelaksana, dinas masih memberikan kesempatan kepada kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan. Hanya saja rekanan diberikan target pada 29 Oktober progres pekerjaan harus mencapai 55 persen.
"Kami sudah melakukan show cause meeting (SCM) pertama dengan pihak kontraktor," ujar Rahayu.
Dikatakan Rahayu, SCM ini dilakukan karena progres pekerjaan di bawah 70 persen dan mengalami keterlambatan 10 persen.
Dalam SCM itu kami beri kesempatan untuk melihat progres pekerjaan ke depan. Karena mereka juga komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan," tuturnya.
Untuk itu, pihaknya memberikan target kepada kontraktor PT Renis Rimba Jaya pada 29 Oktober mendatang progres pekerjaan harus bertambah 22 persen.
"Minggu kemarin progresnya 33 persen. Tanggal 29 Oktober itu harus 55 persen," katanya.
Dan apabila, pihak rekanan tidak bisa melaksanakan target tersebut, pihaknya akan melakukan SCM kedua. "Kita masih beri kesempatan, akan tetapi juga memberikan peringatan," ujarnya.