Saat Hujan Turun, Bangunan Baru Gedung SMP Negeri di Jombang Bocor

Peninjauan pekerjaan proyek ruang kelas baru di SMPN 6 Jombang.
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)

Jombang, VIVA – Pembangunan proyek gedung sekolah menengah pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, baru saja rampung dikerjakan, meski telah melewati batas kontrak.

Meski sudah rampung dan telah dilakukan pemeriksaan pertama (P1) oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jombang, ternyata banyak sekali kebocoran pada bagian atap bangunan, saat hujan turun.

Kondisi ini terjadi di SMP Negeri 6 Jombang dan SMP Negeri 2 Mojowarno. Kondisi bangunan SMPN 6 Jombang yang baru direhab dan bangunan ruang kelas baru (RKB) saat ini sudah bocor.

Banyak titik yang mengalami kebocoran, usai hujan deras mengguyur Jombang sejak beberapa hari kemarin, kondisi ruang yang baru saja direhab maupun dibangun mengalami kebocoran cukup parah.

Di ruangan yang baru direhab misalnya, banyak titik kebocoran ditemukan, hampir merata di semua ruang kelas. Juga kebocoran terjadi di teras. Terlihat dari atap bekas rembesan air yang terlihat.

Sementara di RKB lebih parah, seluruh teras nyaris merata kebocorannya. Selain itu pemasangan roster pada dinding penyekat juga terlihat amburadul. 

Parahnya lagi, air hujan yang masuk ke dalam plafon PVC mengalir di sisi-sisi plafon, sehingga membuat dinding menjadi kusam, dan meninggalkan bekas rembesan air.

Kepala SMP Negeri 6 Jombang, Agoes Poernomo mengatakan bahwa, sejumlah kerusakan yang ada di sekolahnya masih menjadi tanggungjawab pihak kontraktor.

"Semuanya masih jadi tanggungjawab kontraktor, dan kemarin sudah banyak tim yang turun ke sini, dari Dinas Pendidikan maupun dari kejaksaan," katanya, Sabtu 7 Desember 2024.

Hal yang sama juga terjadi di SMP Negeri 2 Mojowarno. Namun, pihak sekolah sudah melaporkan adanya kebocoran pada atap ruangan ke pihak Dikbud.

Kepala SMP Negeri 2 Mojowarno, Muji Suwanto mengatakan, ada kebocoran di ruang tamu dan kebocoran itu sudah dia laporkan ke Dikbud dan sudah pernah diperbaiki. Dan setelah diperbaiki ternyata masih bocor.

"Setiap terjadi apa-apa kami selalu laporan ke Bu Indah, kemarin sudah diperbaiki, sudah dicat lagi, tapi kemarin bocor lagi," ujarnya.

Sementara itu, pelaksana harian (Plh) Kepala Dikbud Jombang, Wor Windari, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan soal kebocoran yang terjadi di sekolah yang baru direhab.

Pihaknya mengaku telah meminta kepala sekolah untuk terus melaporkan kondisi bangunan usai turun hujan, khususnya sekolah yang baru di rehab atau dibangun.

"Saya minta semua kepala sekolah untuk melaporkan secara jelas dan lengkap melalui video, baik itu mengalami kebocoran atau tidak," tuturnya.

Selain itu, ia mengaku telah melakukan pengecekkan secara langsung terkait sekolah yang mengalami kebocoran dan kerusakan. Dan sekaligus melaporkan temuan itu ke kontraktor, untuk diperbaiki.

"Semuanya masih masa pemeliharaan sampai satu tahun kedepan, jadi kerusakan masih jadi tanggungjawab kontraktor," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Jombang melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap sejumlah pekerjaan rehab maupun pembangunan RKB di Dikbud Jombang.