Jawab Kebutuhan Zaman, Binus Malang Kenalkan Program Digital Psychology

Direktur BINUS Malang, Dr. Robertus Tang Herman, S.E., M.M.,
Sumber :
  • VIVA Malang / Uki Rama

Malang, VIVA – Kemajuan teknologi membuat dunia pendidikan harus cepat beradaptasi demi menciptakan generasi profesional sesuai tuntutan zaman. Seperti yang dilakukan oleh Universitas BINUS Malang. Mereka mengambil langkah strategis dengan melaunching program baru yakni Digital Psychology.

Program Digital Psychology bakal menjadi alternatif bagi Gen Z sebagai modal pendekatan baru dalam menghadapi tantangan psikologis di era digital. Program ini dibuat untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan di dunia kerja terkini. 

Direktur BINUS Malang, Robertus Tang Herman, menyebut tantangan era digital bagi Gen Z adalah kehidupan yang terhubung dengan teknologi digital sehingga memunculkan isu baru terkait kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis. 

Dalam era saat ini penggunaan media sosial, ketergantungan perangkat digital, tekanan dunia virtual kerap berdampak pada kesehatan mental. Hal inilah yang menjadi dasar BINUS Malang untuk menghadirkan Program Digital Psychology. 

BINUS Malang kemudian menyusun kurikulum Program Digital Psychology yang mengintegrasikan ilmu psikologi dengan pengembangan teknologi. Lulusan program ini diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan industri yang kian berkembang. Salah satunya, keterampilan menggabungkan teknologi dan pemahaman mendalam tentang psikologi manusia.

"Data menjadi kunci untuk memahami pengaruh teknologi pada kesejahteraan mental masyarakat. Sebab, dari data kita bisa mendapatkan informasi yang lebih objektif. Kami ingin mencetak tenaga lulusan yang memahami hal tersebut melalui program Digital Psychology," kata Robertus dalam Launching New Program bertajuk 'Leveraging Technology Through People for a Connected Future' di kampus BINUS Malang pada Rabu, 25 September 2024. 

BINUS Malang akan membekali mahasiswa dengan program ini untuk melahirkan generasi digital technopreneur yang inovatif dalam mengembangkan dan memajukan industri digital. 

"Kami berharap para lulusan dapat menjadi pelopor dalam menciptakan produk dan layanan yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental, tetapi juga memiliki nilai bisnis yang tinggi di era digital ini," ujar Robertus. 

Deputy Dean Faculty of Humanities, Raymond Godwin, menuturkan peresmian Program Digital Psychology menjadi langkah penting dalam menjawab kebutuhan industri dan masyarakat yang kian mengandalkan teknologi digital. 

"Program ini dirancang untuk melahirkan generasi profesional berwawasan ilmu psikologi mendalam dan mampu memanfaatkan teknologi dan data sebagai solusi berbasis digital untuk meningkatkan kesejahteraan mental," tutur Raymond. 

Dalam peresmian Program Digital Psychology itu juga diwarnai dengan talkshow yang dirancang untuk mengeksplorasi peran ilmu psikologi dalam perkembangan digital. Selain itu juga menjadi wadah para pakar untuk berbagi wawasan tentang integrasi ilmu psikologi dengan teknologi digital.  

Pakar data science dan gamification, Junialdi Dwijaputra yang menjadi pemateri acara itu menyampaikan bahwa data science memiliki hubungan yang erat dengan teknologi digital. 

"Saya percaya bahwa data science memiliki hubungan yang erat dengan bagaimana aplikasi dan teknologi dapat mempengaruhi suasana hati serta kesehatan mental penggunanya," kata pria yang menjadi Head of Business - Gamification dari Agate. 

Talkshow ini tidak hanya memberikan wawasan baru kepada para peserta, tetapi juga menegaskan komitmen BINUS Malang dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi tantangan masa depan, baik dari segi teknologi maupun kesejahteraan mental.

Sebagaimana diketahui, teknologi digital telah membawa revolusi besar dalam berbagai aspek kehidupan. Namun teknologi digital juga memunculkan dampak psikologis seperti stres, kecemasan hingga kecanduan. 

Untuk itu, bekerja di industri saat ini perlu memahami ilmu psikologis agar bisa menunjang kinerja yang produktif dan inovatif. Dalam program digital psychology, mahasiswa akan dibekali ilmu pengembangan teknologi inivatif, berkelanjutan, beretika dan berbasis kesejahteraan mental.  

"Program ini menghubungkan ilmu psikologi dan teknologi. Program ini menekankan pentingnya memahami perilaku manusia melalui big data, AI,

serta penggunaan teknologi untuk mengatasi isu-isu psikologis yang muncul akibat paparan teknologi," kata Derwin Suhartono, selaku Dean School of Computer Science.

"Lulusan dari program ini akan dibekali dengan kemampuan untuk menciptakan solusi teknologi yang dapat membantu dalam pengembangan terapi berbasis digital, alat pemantauan kesehatan mental, serta sistem intervensi psikologis yang lebih akurat dan personal," tambahnya.