Mahasiswa UM Bikin Sabun Antiseptik Ramah Lingkungan Dari Sisa Sayur dan Kulit Buah

Mahasiswa UM bikin sabun antiseptik ramah lingkungan
Sumber :
  • Dok tim EcoPure Soap.

Malang, VIVA – 5 Mahasiswa Universitas Negeri Malang berinovasi membuat sabun antiseptik ramah lingkungan dari sisa sayur dan kulit buah bernama EcoPure Soap. Sabun ini juga diklaim kaya antioksidan

Karya 5 inovator muda ini bahkan berhasil lolos PKM‑K Pendanaan. EcoPure Soap adalah sabun gel liquid antiseptik ramah lingkungan berbahan ekoenzim dari limbah organik rumah tangga.

Kelima mahasiswa ini adalah Risa Nur Kummala dari S1 Pendidikan Fisika angkatan 2023 sebagai direktur utama. Norrist Aisyah dari S1 Biologi angkatan 2023 sebagai manajer produksi. Elsa Isnaini Putri dari S1 Akuntansi angkatan 2023. Beta Jihan Pangestu dari S1 Pendidikan Fisika angkatan 2023 sebagai manajer pemasaran. Dan Syarifah Ummu Zakiyah dari S1 Bahasa dan Sastra Inggris angkatan 2023 sebagai manajer branding. Mereka didampingi dosen Bakhrul Rizky Kurniawan. 

Ketua Tim EcoPure Soap, Risa Nur Kummala mengatakan bahwa sabun karya mereka berbahan dasar ekoenzim dengan yang dipadukan dengan surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES). Ekoenzim ini mengandung antiseptik yang tidak menyebabkan kulit kering.

Selain itu untuk menambah kandungan pada EcoPure Soap juga ditambahkan antioksidan yang yang berasal dari ekstrak bunga telang. Tujuannya menambah nilai fungsi EcoPure Soap yaitu menjaga kulit dari bahaya radikal bebas.

"Adanya pengolahan sisa sampah rumah tangga menjadi ekoenzim sebenarnya sudah ditemukan sejak lama, namun pemanfaatan ekoenzim hanya digunakan untuk pupuk. Padahal ekoenzim mengandung antiseptik yang menyehatkan tubuh dan tidak menyebabkan kulit kuring. Oleh karena itu, mendorong kami untuk membuat sabun dari ekoenzim," kata Risa Nur Kummala. 

Dia menjelaskan pembuatan EcoPure Soap ini dilatar belakangi oleh sebagian besar permasalahan lingkungan disebabkan oleh limbah, utamanya limbah organik rumah tangga. 

Hal ini disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya hal tersebut memunculkan ide untuk mengolah limbah organik rumah tangga menjadi Ekoenzim. 

Limbah rumah tangga, seperti sisa sayuran, sisa kulit buah dapat difermentasi dan menghasilkan Ekoenzim yang kaya antiseptik. Kandungan antiseptik berbahan alami ini sangat cocok untuk dijadikan bahan dasar pembuatan sabun alami yang tidak menyebabkan kulit kering.

Mengingat, sabun antiseptik di pasaran yang terjual selama ini mengandung triclosan yang menyebabkan kulit kering. Tidak hanya itu, mempertimbangkan hal yang masih berkaitan dengan kesehatan lingkungan, sabun yang selama ini dijual mengandung Sodium Lauryl Sulfat (SLS), surfaktan yang sangat berbahaya untuk lingkungan. 

Hal itu, kembali memunculkan inovasi untuk menciptakan sabun alami yang ramah lingkungan dengan menggunakan surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES) yang berbahan alami dari minyak kelapa.