UB Bantu Kembangkan Desa Senggreng Malang Lewat Budidaya Ulat Hongkong

Budidaya ulat hongkong sebagai pakan alternatif ikan.
Sumber :
  • Humas UB

Malang – Wilayah Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang memiliki potensi di bidang wisata perairan. Diantaranya terdapat seperti kolam pemancingan dan aneka kuliner olahan ikan. 

Melimpahnya sumber daya air di wilayah Desa Senggreng karena berdekatan dengan bendungan Sutami. Kondisi itu membuat ketertarikan civitas akademik dari Universitas Brawijaya (UB) untuk membantu meningkatkan budidaya ikan keramba yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Sumber Duren.

Mereka menginisiasi budidaya ulat hongkong sebagai pakan alternatif untuk ikan. Hal ini dilakukan oleh Tim Doktor Mengabdi UB bersama dosen dan mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). 

Salah satu mahasiswi FPIK, Reghita Dwi Farikhah mengatakan adanya kegiatan tersebut juga dalam rangka memberikan dampak untuk meningkatkan potensi wisata di Desa Senggreng. 

"Jadi kami menangkap permasalahan yang ada, kemudian mencari solusinya, ini dilakukan bersama-sama dalam meningkatkan potensi wisata yang ada disini," katanya, Jumat, 2 September 2022. 

Menurutnya proses budidaya ikan yang dilakukan oleh PokMas Sumber Duren belum dijalankan secara intensif. 

Kondisi pandemi Covid-19 juga berakibat pada ketersediaan pakan buatan hingga akhirnya memperlambat pertumbuhan ikan hingga waktu panen yang lambat. Akibatnya ukuran ikan yang dihasilkan tidak maksimal.

"Selama ini ikan-ikan di bendungan mendapatkan makanan dari alam saja, yang menyebabkan pertumbuhan ikan tidak pesat dan daging ikan sedikit," katanya. 

Oleh sebab itu, penggunaan pakan alternatif dengan memanfaatkan ulat hongkong sebagai sumber pakan ikan kaya nutrisi dan berkelanjutan dibutuhkan. Pembinaan dimulai dengan pembuatan kandang dan inisiasi budidaya ulat Hongkong. 

Perawatan ulat dilakukan secara rutin dan teratur sejak dalam fase telur hingga kepik sebagai indukan. Pelatihan dan penyuluhan juga diberikan dengan menghadirkan pemateri sekaligus instruktur yang telah berpengalaman dalam budidaya ulat Hongkong.

Diharapkan kegiatan yang ada mampu memberikan solusi yang tepat bahwa ulat Hongkong dapat menjadi pakan alternatif untuk meningkatkan nilai gizi ikan. Sehingga bila ikan melimpah maka dapat berdampak positif terhadap kolam pemancingan dan tempat usaha kuliner yang ada disana. 

"Nantinya juga akan ada pengembangan dari ulat hongkong sebagai pakan ini secara bertahap dan akan dilakukan monitoring secara berkelanjutan terhadap pembudidayaan ulat, agar nantinya pakan yang dihasilkan memiliki grade atau kualitas yang lebih baik," tuturnya. 

Tujuan kegiatan ini juga diharapkan untuk meningkatkan ekonomi selama dan setelah kondisi pandemi COVID-19 berangsur membaik. Sehingga Tim Doktor Mengabdi UB juga melakukan upaya branding atau promosi desa wisata melalui media sosial. 

"Branding atau promosi desa wisata Senggreng penting dilakukan untuk mendapatkan memperkenalkan suatu produk, barang, jasa termasuk tempat tujuan wisata. Ini perlu dilakukan untuk menarik pengunjung dari luar wilayah tersebut," ujarnya. 

Menurutnya kegiatan promosi atau branding Desa Senggreng yang dikenal sebagai wisata perairan masih kurang. Kegiatan tersebut dilakukan dengan pembuatan konten di media sosial hingga pembuatan video profil.