Usai Bondowoso dan Bali, UMM Gandeng Nganjuk Untuk Garap Pertanian Organik
- Humas UMM
Malang – Universitas Muhammadiyah Malang menggandeng Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam pengembangan sistem pertanian bawang organik. Kerjasama tersebut telah diawali dengan penanaman di demonstration plot (demplot) pada 11 September lalu di Desa Sukorejo, Rejoso, Nganjuk.
Ketua tim UMM Prof Indah Prihantini mengatakan, kegiatan ini merupakan implementasi dari program Matching Fund Kedaireka yang dilaksanakan di 2023. Beberapa kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan adalah penyluhan pertanian organik, penggunaan pupuk cari organik dan lainnya.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu program Profesor Pengerak Ekonomi Masyarakat yang terus dijalankan oleh UMM. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Muslim Harsoyo turut hadir pada saat itu.
“Tim kami juga sudah mendampingi 20 petani bawang merah untuk mengelola dan menjalankan pertanian organik. Jadi ini kerjasama yang strategis karena menggandeng beberapa pihak seperti pemda, dinas pertanian, koperasi serta para petani,” kata Indah, Selasa, 19 September 2023 lalu.
Dalam tahap awal lahan yang akan digarap seluas 5 hektar. Penanaman bawang organik tersebut akan diberi pupuk yang telah Indah kembangkan, yakni Rebost.
Indah berharap, para petani bisa belajar dan akhirnya beralih ke pertanian ramah lingkungan. Sebelumnya, tim UMM sukses menjalankan pertanian organik di Bondowoso. Hasil panen diklaim maksimal dan menggembirakan bagi petani.
“Sebenarnya, program yang di Nganjuk ini mirip dengan yang sudah terlaksana di Bondowoso sejak 2017 lalu. Bedanya, jika di Bondowoso fokusnya pada padi sementara di Nganjuk kami fokus pada pertanian bawang. Semoga program ini bisa berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat di tahun pertama ini,” ujar Indah.