Pakar Kesehatan UMM Ingatkan Bahaya Gejala Meningitis

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMM Anis Ika Nur Rohmah
Sumber :
  • Humas UMM.

MalangDosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Anis Ika Nur Rohmah mengingatkan bahwa penyakit meningitis salah satu momok yang menakutkan. Meningitis merupakan penyakit peradangan pada selaput otak yang diakibatkan oleh infeksi dari virus, bakteri, parasit dan jamur. 

Dia menyebut, ada banyak hal yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit ini. Gejala awal dimulai dengan rasa sakit kepala yang luar biasa dan terjadi terus-menerus. Hal ini jarang diperhatikan masyarakat, karena dinilai cukup umum seperti sakit kepala biasa. Mereka pun merasa tidak perlu konsultasi ke tenaga kesehatan. Hal ini seringkali membuat meningitis terlambat ditangani.

"Penyebabnya beragam. Imunitas tubuh yang menurun menjadi salah satunya. Bila seseorang merasa kelelahan, imunitas tubuhnya akan menurun dan di saat bersamaan tidak sengaja berada di sekitar tempat yang terdapat virus atau bakteri penyebab meningitis. Penyakit tersebut bisa langsung menyerang individu yang bersangkutan,” kata Anis.

Dia menuturkan, masyarakat harus mengenal gejala awal penyakit tersebut. Misalnya saja demam tinggi secara mendadak, sakit kepala disertai mual dan muntah, susah konsentrasi, kerigat dingin serta leher yang kaku. Semakin terlambat disadari dan terdeteksi, maka semakin lama pula proses penyembuhannya. Hal ini karena penyebaran virus penyakit tersebut telah meluas.

“Virus dan bakteri yang menyebabkan meningitis ini akan mudah menyebar melalui aliran darah lalu berpindah ke sumsum tulang belakang hingga otak. Banyak faktor penyerta yang dapat menyebabkan meningitis, tidak hanya berpatokan pada imunitas yang menurun. Contohnya seperti infeksi gigi yang tidak segera ditangani yang bisa menjalar ke otak,” ujar Anis. 

Anis mengungkapkan bahwa meningitis dapat menyebabkan kematian karena inflamasi atau peradangan yang memunculkan pembengkakan. Kemudian akan membuat massa otak bertambah. Ketika salah satu bagian dari otak mengalami penambahan volume, hal tersebut akan menyebabkan peningkatan tekanan pada otak atau disebut dengan tekanan intrakranial. 

“Otak adalah pusat segalanya bagi tubuh. Apabila infeksi terhadap suatu penyakit menyebar, tentu akan berimbas pada pusat koordinasi,” tutur Anis.