UMM Raih Medali PIMNAS Ke-35 Berkat Ubah Anggrek Jadi Pangan

Tim UMM berhasil menyabet juara dua poster di kategori PKM-RE.
Sumber :
  • Humas UMM.

Malang – Salah satu tim Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) berhasil menyabet juara dua poster di kategori PKM-RE (Riset Eksakta) pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Ke-35 yang digelar awal Desember 2022 kemarin. 

Mereka adalah 4 mahasiswa Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP). Masing-masing Syntiya Inanda Khoidir, Rika Cahyani Irjayanti, Annisa Jihan Purnama dan Nastiar Majidatun Wakhidah. 

Ketua tim, Syntiya Inanda Khoidir mengaku, awalnya tidak terlalu berharap proposal yang diajukan akan lolos pendanaan PIMNAS. Apalagi sudah dua tahun mereka mengajukan proposal, tapi berujung penolakan. Tapi mereka terkejut ketika proposalnya mampu mendapatkan pendanaan, bahkan lolos sampai PIMNAS dan membawa pulang medali.

“Saya merasa takjub dan bersyukur. Akhirnya kerja keras yang kami pikir akan kembali gagal, nyatanya mampu memberikan hasil maksimal,” kata Syntiya, Rabu, 7 Desember 2022. 

Syntiya, mengungkapkan bahwa penelitian mereka membahas Potensi Ekstrak Fenolik Bunga Anggrek Cymbidium Golden Boy sebagai Antioksidan pada Pembuatan Flower Leather. Dari hasil penelitian, dapat diketahuin bahwa kadar fenol pada bunga anggrek memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Zat ini sangat bermanfaat bermanfaat bagi manusia untuk menangkal radikal bebas.

"Alasan memilih bunga anggrek untuk diteliti karena dasarnya memang senang dengan bunga anggrek. Bunga anggrek sendiri juga memiliki rasa yang unik seperti selada. Apalagi melihat belum banyak penelitian yang membahas mengenai tanaman hias yang dijadikan tanaman pangan,” ujar Syntiya. 

Mahasiswa kelahiran tahun 2001 ini bercerita bahwa penelitian dilakukan selama lima bulan. Diawali dengan mencari bunga anggrek yang paling segar kemudian dikeringkan untuk diambil ekstrak fenolnya untuk mendapatkan kandungan antioksidan. Kemudian diolah menjadi manisan atau agar-agar. 

Selama penelitian ada beberapa kendala yang dihadapi seperti teksturnya yang rapuh dan juga warna yang kurang menarik. Namun itu bisa disiasati dengan penambahan asam sitrat untuk membentuk warna dan penambahan hidrokoloid untuk mempertahankan teksturnya. 

"Beruntung kami berkuliah di UMM yang selalu mendukung segala kreativitas dan inovasi mahasiswanya. Banyak lembaga mahasiswa yang menjadi wadah seperti LSO Hipotesa serta dosen yang selalu siap ditanya ketika kami mengalami kesulitan. Pun dengan dukungan orang tua dan teman yang menjadi bahan bakar kami untuk terus berprestasi,” kata Syntiya. 

Ia dan tim ingin agar penelitian yang mereka lakukan tidak hanya memenangkan medali PIMNAS saja, tapi terus dikembangkan agar bisa mendapatkan formula yang sesuai. Sehingga bisa menjadi salah satu pangan nasional. 

“Kami juga ingin mendorong adik-adik mahasiswa lain untuk menyemarakkan PIMNAS. Harus ada lebih banyak proposal yang diajukan sehingga bisa meloloskan lebih banyak tim di PIMNAS tahun depan,” tuturnya.