Tingkatkan Keamanan Produksi Kerapu Gili Ketapang Lewat Tenaga Surya

Perangkat monitoring KJA berbasis tenaga surya,
Sumber :
  • Humas UB

Malang – Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan perangkat monitoring Keramba Jaring Apung (KJA) berbasis tenaga surya, untuk meningkatkan keamanan produksi Kerapu di Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur. 

Tim ini terdiri dari Muhammad Fauzan Edy Purnomo, Ph.D, Akhmad Zainuri, MT (FT), Bambang Semedi, Ph.D, Dhira K. Saputra, M.Sc (FPIK) dan Supriyono, M.AB (FIA UB), M.Sc. Gili Ketapang dipilih karena merupakan pulau kecil di utara Probolinggo, dengan status sebagai Kawasan Konservasi Laut di Jawa Timur, dengan luas total kawasan mencapai 476,78 hektare merujuk Kepmen-KP 64/2020. 

Sementara itu, daratan pulau ini mencakup wilayah seluas 72 hektare dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, mencapai 13.095 jiwa. Potensi daya dukung perairan di pulau ini cukup tinggi, dan dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya laut, wisata bahari dan perikanan tangkap.

Saat ini terdapat lebih dari 400 petak keramba jaring apung (KJA) dengan komoditas utama adalah kerapu. Walaupun produktivitas budidaya kerapu cukup baik, akan tetapi pada saat ini marak terjadi pencurian ikan pada keramba pembudidaya.

Kondisi tersebut disebabkan ketiadaan sumber daya listrik untuk pemantauan, serta lokasi yang tergolong jauh dari jangkauan monitoring kelompok pembudidaya.

KJA berbasis tenaga surya terdiri dari perangkat solar panel, sistem penerangan dan sensor secara otomatis bekerja apabila terdapat indikasi gerakan manusia di sekitar keramba.

Perancang sistem Akhmad Zainuri mengatakan penggunaan solar panel dilatarbelakangi oleh sulitnya akses listrik dari daratan Gili Ketapang. Sehingga dengan menggunakan tenaga surya tidak membebani pembudidaya dengan biaya operasional.