Pengeroyokan di Depan SPBU Perak, Polisi Jombang Tangkap 4 Orang Pelaku

Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra.
Sumber :
  • Elok Apriyanto/Jombang

Malang, VIVA – Peristiwa pengeroyokan terhadap warga Nganjuk di depan SPBU Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, oleh rombongan konvoi beratribut perguruan silat, masih menjadi atensi dari Kepolisian setempat.

Bahkan, dari puluhan pelaku pengeroyokan terhadap DS (20 tahun) warga Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk ini, Satreskrim Polres Jombang telah mengamankan beberapa pelaku.

Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra menyebut sudah menangkap 4 remaja pelaku pengeroyokan terhadap DS di Depan SPBU Perak. 

"Jadi sampai hari ini, upaya penangkapan sudah dilakukan, kami sudah berhasil mengamankan 4 orang pelaku sampai hari ini," kata Margono, Rabu, 12 Februari 2025.

Meski telah mengamankan 4 orang terduga pelaku, ia pun enggan menyebut secara detail identitas pelaku. Hal ini dikarenakan, pihaknya masih tengah melakukan pengembangan, untuk mencari pelaku lainnya. 

"Masih kita kembangkan lagi memang," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap para pelaku yang diamankan, terungkap motif utama dalam pengeroyokan itu adalah adanya sakit hati dari pelaku yang merasa diejek oleh korban.

"Bahasanya dari korban ada sedikit ejekan sehingga terjadilah pengeroykan tersebut," tuturnya.

Ditanya apakah memang para pelaku ini berasal dari salah satu perguruan silat, lantaran saat melakukan pengeroyokan, para pelaku mengenakan atribut salah satu perguruan silat.

"Perguruan atau tidak, masih belum kami identifikasi, yang jelas pelakunya memang sejumlah remaja ya," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok rombongan konvoi anggota perguruan silat kembali berulah di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Minggu, 9 Februari 2025, pagi.

Rombongan konvoi anggota perguruan silat ini, mengeroyok warga Kabupaten Nganjuk, tepat di depan SPBU Perak, Kecamatan Perak.

Aksi pengeroyokan anggota perguruan silat itu, terekam kamera handphone warga, dan diunggah di sejumlah media sosial (medsos) hingga viral.