Seorang Maba di Malang Dikeroyok Senior, Ibu Korban Suarakan Keadilan

Ilustrasi penganiayaan
Sumber :
  • www.pixabay.com/bykst

Malang, VIVA – Seorang ibu mahasiswa perguruan tinggi negeri di Kota Malang Aisyah Najma mengaku anaknya berinisial HAD (18 tahun) jadi korban pengeroyokan oleh sejumlah kakak tingkat atau senior di kampus. Bahkan selain mengalami sejumlah luka, HAD kini justru ditetapkan sebagai tersangka. 

Kronologisnya pengeroyokan terjadi pada September 2023, lalu. Setelah kejadian pengeroyokan tersebut dia dan anaknya melaporkan ke Polresta Malang Kota. Laporan itu pun sudah diproses. Termasuk mencari bukti-bukti hingga menetapkan 2 orang sebagai tersangka. 

"Jadi waktu itu ada yang mengeroyok sekitar kurang lebih 9 orang. Namun yang ditetapkan tersangka itu dua orang. Salah satunya adalah satu orang anak polisi. Satu orang lagi tersangka itu anak mantan pejabat pajak Surabaya. Jadi sudah pensiun," kata Aisyah, Selasa, 16 Januari 2024. 

"Saat itu anak kami sempat dilaporkan juga. Saat kami buat laporan. Mereka membuat laporan balik juga. Awalnya bilangnya pengusutan. Laporan awal mereka penusukan. Karena diduga anak kami telah melakukan penusukan terhadap tersangka. Tapi tidak terbukti. Akhirnya digugurkan laporannya," tambah Aisyah. 

Selang beberapa waktu kemudian, pelaporan oleh 2 orang yang sudah berstatus tersangka pada HAD berubah menjadi pemukulan. Disinilah Aisyah merasa anaknya menjadi korban kriminalisasi. 

"Laporan pemukulan itulah yang dijadikan sebagai alat untuk mengkriminalisasi anak saya yang notabene nya adalah korban. Dan sampai hari ini kedua tersangka tersebut tidak ditahan. Bahkan yang satu itu masih berkeliaran di luar sana dan tidak ada di Malang infonya. Justru anak kami sudah mendapatkan panggilan kedua. Jadi anak kami ini dijadikan tersangka juga. Kan aneh anak kami korban dijadikan tersangka. Untuk kami ini tidak masuk akal," ujar Aisyah.

Aisyah menuturkan bahwa anaknya mengalami sejumlah luka atas pengeroyokan ini. Bagian bahu dan tulangnya sempat bergeser karena ditendang dan dikeroyok ramai-ramai oleh 9 orang. 

"Saat terjadi pengeroyokan terindikasi anak saya luka-luka. Ada geser tulang di bagian pundak. Bagian bahu juga tulangnya bergeser. Terus juga ada luka lebam di dada. Karena di tendang ya. Karena saat itu posisi anak kami adalah dijatuhkan di trotoar lalu dihajar ramai-ramai kurang lebih 9 orang," tutur Aisyah. 

Pengeroyokan ini terjadi di sekitar kawasan Jalan Bandung, Kota Malang. Menurut Aisyah motifnya adalah cek-cok. Aisyah menyebut bahwa anaknya yang berstatus mahasiswa baru belum begitu paham tentang kultur Malang. Sebab, HAD dan keluarga berasal dari Jakarta

"Habis cek-cok mulut. Jadi posisinya anak saya ini kan dua minggu di malang masih mahasiswa baru di UB. Mungkin belum tahu kondisi di sana. Belum dua Minggu di Malang cekcok dengan kakak tingkatnya juga. Dan akhirnya tiba-tiba anak kami dikeroyok," kata Aisyah. 

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdianto menuturkan bahwa mereka saat ini sedang melakukan pendalaman terkait kasus ini. Untuk itu, dia tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh.

"Saat ini kita akan melakukan koordinasi dengan Satreskrim Polresta Malang Kota. Kasus ini juga masih dalam pendalaman," kata Yudi.