Memaknai Kelahiran dan Kehadiran Nahdlatul Ulama ke-102 lewat Pesantren Budaya Karanggenting

Peringatan Harlah ke 102 Nahdlatul Ulama
Sumber :
  • Istimewa

Malang, VIVA – Perayaan istimewa berlangsung di Pesantren Budaya Karanggenting, Kota Malang. Perayaan ini dalam rangka memperingati harlah ke 102 Nahdlatul Ulama (NU). Pesantren Budaya Karanggenting mengusung tema “Memaknai Kelahiran dan Kehadiran.” 

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Riadi Ngasiran dan Diaz Nawaksara. Mereka membagikan perspektif mendalam tentang Nahdlatul Ulama dan Komite Hijaz dalam acara yang digelar pada Sabtu, 18 Januari 2025 kemarin. 

Dalam perbincangan “Tadarus Buku: Dokumen Perjalanan Komite Hijaz,” yang dimoderatori oleh M Fatoni Rahman. Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) PWNU Jawa Timur, Riadi Ngasiran, dalam paparannya, menekankan pentingnya Komite Hijaz sebagai simbol perjuangan ulama tradisional dalam menghadapi modernisme dan ideologi global yang mengancam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah

Sementara itu, Diaz Nawaksara, penyunting buku “Dokumen Perjalanan Komite Hijaz” dan pegiat aksara Nusantara, memberikan gambaran mendalam tentang proses penulisan buku dengan menyoroti data autentik dari dokumen perjalanan ulama ke Mekah yang diungkapkannya, serta signifikansi Komite Hijaz dalam melindungi tradisi Islam Nusantara dari tekanan ideologi modernis.

Diaz membahas pentingnya buku “Dokumen Perjalanan Komite Hijaz” sebagai sumber historiografi, buku ini tidak hanya mendokumentasikan perjalanan ulama dengan detail, tetapi juga mengungkap kisah-kisah perjuangan yang selama ini terabaikan. Penelitian untuk buku ini melibatkan naskah-naskah berbahasa Jawa dan Sunda yang memberikan data penting tentang perjalanan Komite Hijaz.

"Komite Hijaz dibentuk sebagai respons terhadap kebijakan Wahabi yang melarang praktik keagamaan tertentu di Mekah, seperti ziarah kubur dan tradisi ahlus sunnah. Buku ini juga memberikan perspektif baru tentang tokoh-tokoh penting seperti Kiai Wahab Hasbullah, yang tidak hanya dikenal sebagai ulama tetapi juga diplomat dan politisi ulung. Sejarah bukanlah kumpulan fakta semata, tetapi hasil interpretasi yang membutuhkan imajinasi dan pemahaman mendalam," kata Diaz.

Riadi Ngasiran memberikan perspektif lebih luas tentang nilai-nilai yang diusung Komite Hijaz. Menyoroti bagaimana NU lahir sebagai respons terhadap tantangan global, khususnya terkait kepemimpinan khilafah dan otoritas keagamaan di dunia Islam. Riadi menjelaskan bahwa NU tidak hanya berfokus pada isu keagamaan lokal, tetapi juga memiliki visi global dalam mempertahankan tradisi Ahlussunnah wal Jamaah.