Bjorka Retas Data Pribadi Pejabat Tinggi, Ini Tanggapan Jagoan Hosting
- istimewa
Malang – Belum lama ini, jagad dunia siber kembali hebohkan kehadiran Bjorka. Hacker ini diketahui melakukan peretasan terhadap 6 juta data NIK dan NPWP milik warga Indonesia, termasuk pejabat tinggi dan Presiden RI.
Diduga, data tersebut diperjualbelikan di sebuah forum seharga 10.000 dollar AS atau setara Rp 153 juta (kurs Rp 15.300).
Berdasarkan hasil analisis Jagoan Hosting, peretasan tersebut bisa terjadi dua kemungkinan, yaitu website resminya atau dari integratornya (aplikasi yang bekerjasama dengan DJP).
“Sehingga, harus dipastikan dan diselidiki terlebih dahulu, darimana peretasannya dan datanya valid atau tidak,” jelas General Manager Jagoan Hosting, Andy Novianto.
Atas peristiwa ini, Jagoan Hosting mengimbau masyarakat untuk selalu waspada atas potensi adanya pihak-pihak tak bertanggungjawab melakukan penyalahgunaan data.
“Ketika mendapatkan telepon atau chat dari nomor tak dikenal, harus waspada. Jangan klik tautan (link) yang tak dikenal juga,” kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Andy menambahkan, dalam membuat sebuah website apapun, utamanya yang melibatkan data-data pelanggan, perlu adanya sertifikasi International Organization for Standardization (ISO).
“Terdapat ISO 27001:2022 yang berfokus pada keamanan data. Ini merupakan standar internasional yang sangat penting untuk menjaga keamanan data pada sebuah website atau hosting,” kata dia.
Penerapan ISO juga memberikan kepercayaan kepada pengguna bahwa website atau hosting tersebut memiliki langkah-langkah strategis untuk mencegah akses tidak sah, kebocoran data, dan serangan siber lainnya.
“Dengan begitu, ISO menjadi komponen krusial untuk menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data di dunia digital yang semakin kompleks,” kata dia.
Dengan menerapkan standar ISO, terutama ISO 27001 yang berfokus pada sistem manajemen keamanan informasi, perusahaan dapat memastikan bahwa data sensitif seperti informasi pribadi, keuangan, dan bisnis pelanggan dilindungi dengan baik.
“Standar ini mengatur bagaimana cara mengidentifikasi risiko keamanan, melindungi data, serta merespon insiden jika terjadi kebocoran,” papar dia.