Festival Sekarbanjar Kota Malang, Peringatan Maulid Nabi dan Simbol Gotong Royong
- VIVA Malang
Malang, VIVA – Lesbumi Nahdlatul Ulama Kota Malang kembali menggelar Festival Sekarbanjar 2024. Festival kedua ini digelar di Pondok Pesantren Karanggenting, Kelurahan Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang pada Sabtu, 21 September 2024.
Tahun ini tema yang diambil adalah 'Tawasul Rasul, Membuhul Asal Usul'. Festival Sekarbanjar sekaligus memeriahkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H. Disisi lain, semangat melestarikan budaya dan gotong royong rakyat juga ditampilkan.
Dimulai dari penari cilik Tari Topeng Malangan. Disusul pawai budaya dengan mengarak tumpeng yang disusun dari buah jeruk hasil bumi membuat Festival Sekarbanjar semakin meriah dengan balutan budaya.
Ketua Lesbumi PBNU, KH Muhammad Jadul Maula menyebut festival Sekarbanjar penuh anugrah. Karena juga untuk memperingati Mulid Nabi. Dalam sebuah hadis para ulama menyampaikan, makanan atau buah buahan yang disajikan dalam peringatan Maulid untuk menghormati kelahiran Nabi Muhammad SAW, zat zat terkecil hingga atom yang ada di makanan itu bergetar terus penuh berkah.
"Unsur unsur terkecil makanan itu akan terus bergetar hingga makanan tersebut benar benar dimakan di peringatan Maulid Nabi. Sebab, dosa dosa yang ada di makanan itu akan diampuni Allah SWT. Oleh karena itu saya sangat mengapresiasi sekali pada semua yang mendukung acara ini apapun bentuknya. Karena semua di acara ini mengandung berkah," kata Kiai Jadul sapaan akrabnya.
Bahkan dia merasa tergetar dengan tajuk acara ini. Ada pesan ajakan perenungan atas apa yang telah dilalui selama ini. Soal 3 tumpeng jeruk diibaratkan dengan kerendahan hati Nabi Muhammad SAW. Dimana, Nabi Muhammad pernah menyampaikan bahwa dirinya hanyalah seorang anak dari ibu yang suka makan dendeng.
"Jadi beliau menggambarkan diri beliau hanya manusia biasa. Tapi beliau adalah cahaya yang ruhnya diciptakan sebelum diciptakannya alam semesta. Jadi tema festival ini sangat kuat, 'Tawasul Rasul, Membuhul Asal Usul'. Kita menjadikan Rasul sebagai media untuk mengikat asal usul kita. Jadi kita bisa mengingat dari mana asal kita dan kemana tujuan kita semua," ujar Kiai Jadul.
Pimpinan Sementara DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia mengaku takjub dengan apa yang digelar oleh masyarakat Genting. Dia menyebut, uri-uri budaya seperti ini harus dipertahankan.
"Saya atas nama DPRD Kota Malang dan Pemkot Malang sangat mengapresiasi kegiatan ini. Luar biasa, inilah uri uri budaya yang harus dipertahankan. Ini adalah wujud syukur masyarakat atas hasil bumi yang kemudian wujudkan lewat kegiatan Festival Sekarbanjar," tutur Made.
Ketua RW 7 Kelurahan Merjosari, Darmaji mengatakan festival ini kegiatan tahunan kedua. Kegiatan ini memang wujud rasa syukur masyarakat atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Dia berharap melalui festival ini, masyarakat luas bisa turut menikmati hasil bumi di wilayah Genting berupa jeruk yang menjadi ikon kawasan ini.
"Jadi ketika panen raya, jeruk jeruk ini kami arak. Karena mayoritas maayarakat Genting adalah petani jeruk. Jadi ini wujud syukur masyarakat. Dengan kegiatan ini, semoga menjadikan Genting semakin berkah, pertaniannya maju dan panennya semakin melimpah," kata Darmaji.
Sementara itu, Ketupel Festival Sekarbanjar, Fajrus Sidiq mengatakan bahwa kegiatan yang digelar mulai 19 hingga 22 September 2024 itu memuat berbagai rangkaian kegiatan.
Mulai Anugerah Sekarbanjar, Maulid Diba, Lomba Banjari, Pameran Pusaka Para Kiai, Naskah Kuno, Seni Rupa, Pagelaran Wayang Sunan, Ngaji Budaya, Bahtsul Masail, Workshop Seni dan Literasi, Bazar dan Pasar Malam, Seminar Kebangsaan hingga Peresmian Wisata Sumber Serut.
"Tentu kegiatan ini tak akan semarak tanpa dukungan seluruh pihak. Untuk itu, kami sampaikan terimakasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung Festival Sekarbanjar 2024 ini," kata Fajrus.