Tujuhbelasan Sunday Funday Fest Lahirkan Startup Pengelolaan Limbah Berbasis IoT
- Viva Malang/Uki Rama
Malang, VIVA – Tujuhbelasan Sunday Funday Fest mengajak 19 startup atau perusahaan rintisan di Malang untuk berkembang memasarkan produk mereka secara masif. Even ini digelar di Lapangan Rampal, Kota Malang pada Minggu, 21 Januari 2024.
Founder Tujubelasan Startup Fest, Asandra Salsabila mengatakan, bahwa Startup Competition awalnya diikuti oleh 50 startup. Mereka kemudian terseleksi dan terpilihlah 20 startup namun 1 starup memutuskan untuk mundur sehingga Sunday Funday Fest hanya diikuti 19 starup.
"Kita beri modal Rp5 juta untuk mengembangkan produknya dalam waktu satu bulan. Lalu mereka memamerkan produk mereka hari ini. Dan allhamdulilah ada (startup) yang cerita dapat klien, dapat customer baru dari even ini," kata Asandra.
Sejumlah starup yang mengikuti Sunday Funday Fest telah mampu merancang sejumlah alat yang inovatif. Mulai dari mesin pengolahan sampah plastik, aplikasi pemungut sampah, bahkan budidaya maggot.
"Tujuannya untuk mengangkat talenta muda Malang Raya. Itu saja tagline kita," ujar Asandra.
Salah satu peserta sekaligus pemenang adalah Ecomatriks. Ini adalah startup pengelolaan limbah asal Kota Malang. Dia mampu membuat tempat sampah berbasis Internet of Things atau IoT bernama e-Bin. Tempat sampah ini memiliki 2 bilik untuk jenis sampah non organik dan organik.
"Jadi ini tempat sampah berbasis IOT yang dimana di tempat sampah itu ada bagian yang khusus untuk botol plastik, kaleng atau sampah-sampah yang bisa didaur ulang, dan di satunya lagi ada residu, dimana residu itu sampah yang organik dan tidak bisa di recycle," kata salah satu Tim Ecomatriks, Hilda Arianti.
Secara teknis, tempat sampah e-Bin memiliki sistem monitoring karena ada sensor khusus. Saat sampah sudah penuh akan muncul pesan atau notifikasi pada website yang terhubung pada nomor Whatsapp yang tersambung.
"Lalu di tempat sampah kita itu ada sistem monitoring, ada sensornya, misal tempat sampah sudah penuh itu akan masuk pada website dan notifikasi WA kami. Dimana kalau sudah full nantinya akan kami pickup, nanti kami pilah dan akan kami setorkan kepada mitra-mitra untuk di-recycle sampah-sampahnya," tutur Hilda.
Dibutuhkan waktu 1 minggu untuk membuat bilik sampah e-Bin oleh anggota tim yang memiliki kompetensi di bidang IT. Tempat sampah e-Bin memiliki kapasitas 120 liter setiap biliknya.
"Untuk proses pembuatan tempat sampah dari bagan tempat sampah hingga pemasangan sensor kurang lebih satu minggu. Kita dibantu satu vendor, sedangkan untuk pemasangan sistem IoT-nya dari tim sendiri, untuk pemasangan sensornya juga," katanya.
Satu unit tempat sampah e-Bin dibandrol dengan harga Rp3 juta. Pembeli bisa menambah fitur sesuai keinginan lainnya. Saat ini tempat sampah e-Bin sudah dilirik oleh salah satu rumah sakit yakni RS Bhayangkara Hasta Brata, Kota Batu.
"Kita sudah ada obrolan dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkara, yang dimana mereka fiks membeli di kita sejumlah 3 unit tempat sampah dengan sistem monitoring, dan kemungkinan di rumah sakit akan menambah fitur yang dimana sensor suara," kata Hilda.