Konsumsi Pisang, Kurangi Resiko Penyakit Kanker

Konsumsi Pisang, Kurangi Resiko Penyakit Kanker
Sumber :

Malang – Pisang menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan seseorang. Sebab, buah yang identik berwarna kuning ini mengandung magnesium, potasium, mangan, serat, protein hingga vitamin B6 dan C.

Faktanya, satu buah pisang mengandung 455 mg potasium. Setiap detak jantung sangat bergantung pada kalium.

Selain itu, mengonsumsi pisang juga bisa memfasilitasi fungsi neuron, otot, membantu ginjal dengan penyaringan darah dan mengatur aliran nutrisi masuk dan keluar dari sel yang selanjutnya membantu dalam menjaga tingkat cairan tubuh.  

Kemudian, juga bisa menurunkan tekanan darah, mengurangi kemungkinan kanker hingga menurunkan risiko serangan jantung. 

Penelitian baru menunjukkan bahwa makan pisang secara teratur dapat membantu mencegah serangan jantung dan stroke. Diketahui, satu buah pisang memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan kalium harian. 

Selain itu, pisang juga kaya akan potasium, dan membantu meningkatkan ekskresi natrium dalam urin. Ada beberapa manfaat lain dari pisang. Yakni,  dapat membantu meningkatkan kesehatan seseorang. Mempertahankan memori dan meningkatkan mood Triptofan, asam amino yang ditemukan dalam pisang, dapat membantu dalam pelestarian memori, meningkatkan kapasitas seseorang untuk belajar dan memori, dan mengatur suasana hati. Meningkatkan kesehatan pencernaan

Diketahui, pisang juga kaya akan serat dan air, dua nutrisi yang mendukung keteraturan dan kesehatan pencernaan. Satu buah pisang ukuran sedang memasok sekitar 10 persen kebutuhan serat harian seseorang. 

Makan pisang dan buah lain yang mengandung serat dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa pisang dapat membantu dalam mencegah pertumbuhan sel Leukemia karena adanya protein yang dikenal sebagai lektin. Ini berfungsi sebagai antioksidan.  

Antioksidan membantu tubuh menyingkirkan radikal. Penumpukan terlalu banyak radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel dan akhirnya kanker. Para peneliti berhipotesis bahwa ini mungkin juga karena adanya vitamin C, yang memiliki kualitas antioksidan.