Inpres Bakal Pengaruhi MICE, Hotel dan Resto di Kota Batu Berpikir Keras Demi Bertahan

Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi.
Sumber :
  • VIVA Malang / Galih Rakasiwi

"Kalau tamu reguler biasanya datang di akhir pekan, dari Jumat hingga Minggu. Namun, untuk mengisi okupansi di hari Senin hingga Kamis, kami selama ini mengandalkan kegiatan dari instansi pemerintah," tuturnya.

Untuk mengatasi dampak kebijakan ini, setiap perusahaan di Kota Batu mendorong karyawannya agar lebih kreatif dalam menarik wisatawan. Salah satu langkah yang ditempuh seperti dari pihaknya yaitu PT Selecta adalah menawarkan paket wisata menarik bagi corporate dan wisatawan reguler.

"Misal di tempat kami Selecta akan menjalin kerja sama lebih erat dengan travel agent serta melakukan promosi ke berbagai daerah. Pada awal Ramadan nanti, tim sales akan bergerak ke Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menarik wisatawan ke Kota Batu," tuturnya.

Sujud juga mengingatkan bahwa hukum ekonomi tetap berlaku dalam situasi ini. Penurunan tarif hotel mungkin tidak dapat dihindari, tetapi ia berharap pelaku usaha tetap menjaga keseimbangan agar harga tidak jatuh terlalu dalam.

"Kami tidak bisa memaksakan harga minimal untuk hotel berbintang empat, misalnya. Mekanisme pasar tetap berjalan. Namun, kami mengimbau agar jangan sampai terjadi perang harga yang bisa merugikan industri perhotelan sendiri," katanya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, pelaku usaha perhotelan dan restoran di Kota Batu berharap upaya promosi yang lebih agresif dapat menjaga jumlah kunjungan wisatawan. Mereka juga meminta dukungan dari pemerintah daerah untuk memperkuat daya tarik Kota Batu sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.

"Kami optimistis Kota Batu tetap diminati wisatawan. Yang penting, kita harus terus berinovasi dan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak. Bantuan Pemkot Batu dalam upaya promosi juga sangat penting dan bisa membantu para pelaku usaha wisata," katanya.