Manajemen Arema Fokus Korban Sampingkan Sanksi PSSI

Manajemen Arema Fokus Korban Sampingkan Sanksi PSSI
Sumber :
  • Istimewa

Malang – Tragedi Kenjuruhan menyisakan duka mendalam bagi Manajemen Arema FCManajer Arema FC, Ali Rifki tidak henti-hentinya meneteskan air mata saat mengenang tragedi Kanjuruhan, pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Dia menegaskan, manajemen fokus pada penanganan korban soal sanksi PSSI dia enggan terlalu jauh memikirkan. Apapun sanksinya mereka terima.

"Kita pasrah, kita tidak memikirkan itu, biar PSSI bekerja. Kita manajemen fokus pada korban karena mau dihukum seberat apapun, kita tidak masalah karena korbannya sudah ratusan," kata Ali Rifki, Rabu, 5 Oktober 2022. 

Ali Rifki menuturkan, jumlah korban meninggal dunia mencapai 125 orang dan sekitar 500 orang terluka. Manajemen Arema saat ini tidak mempermasalahkan hukuman apapun mereka siap menerima apapun. 

"Jadi ini kita tidak bisa main-main, kita harus benar-benar fokus pada korban mau dihukum seberat apapun kita siap. Karena ini menyangkut nyawa suporter Aremania suporter Indonesia," ujar Ali Rifki.

"Saya sampaikan disini kita tidak mempermasalahkan mau dihukum seberat apapun kita siap. Yang penting nyawa dan sisi kemanusiaan harus di kedepan kan," tambahnya. 

Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi berat untuk klub Arema FC buntut tragedi Kanjuruhan, pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Setidaknya ada 3 kesalahan yang dilakukan oleh Panpel Arema FC.

Tiga kesalahan itu, pertama kelalain dari panpel badan pelaksana dan klub. Kemudian kelalaian dari Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris dan yang ketiga kesalahan dari security officer atau match steward. 

"Dari hasil sidang, kepada klub Arema fc dan panpel. Dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah dan harus dilaksanakan jauh dari home base Malang. 250 kilometer dari lokasi home base," kata Ketua Komisi Disiplin PSSI Erwin Tobing di Malang, Selasa, 4 Oktober 2022. 

Erwin mengungkapkan, selain diusir dari Malang Arema FC juga didenda sebesar Rp250 juta. PSSI akan memberikan sanksi lebih berat pada Arema FC jika terjsdi pengulangan pelanggaran dikemudian hari. 

"Kemudian ketua Panpel Abdul Haris, harusnya bertanggung jawab kelancaran event besar ini. Dia harus bisa antisipasi kemungkinannyg terjadi. Tetapi dia gagal antisipasi kerumunan orang datang, padahal punya steward," ujar Erwin. 

Untuk Ketua Panpel Arema. Panpel PSSI memutuskan sanksi larangan aktif di dunia sepak bola seumur hidup untuk Abdul Haris. Apalagi ditemukan fakta pintu stadion yang harusnya dibuka usai pertandingan tetapi justru tidak dibuka. 

"Abdul Haris, tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepakbola seumur hidup. Ada hal yang harus disiapkan, pintu seharusnya dibuka tapi ditutup. Kekurangan ini jadi perhatian kami. Penerangan juga masuk catatan kami," ujar Erwin. 

Erwin mengungkapkan, bahwa keputusan Komisi Disiplin ini sesuai hasil investigasi di lapangan. Tidak cukup di tim Arema FC dan Ketua Panpel Abdul Haris. Koordinator keamanan yaitu Suko Sutrisno juga dihukum larangang aktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup. 

"Ada steward mengatur keluar masuk penonton, yaitu saudara Suko Sutrisno, tidak boleh aktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup. Keputusan oleh Komdis ini hasil investigasi di lapangan," tutur Erwin.