Kapolres Malang Tak Pernah Perintahkan Tembak Gas Air Mata
- Istimewa
Gas air mata mengarah ke tribun selatan, tribun utara hingga tribun timur.
Sementara, para Aremania saat itu, panik dan berdesakan menuju pintu keluar stadion.
Nahas, pintu di sejumlah gate sisi selatan tertutup. Hasilnya, suporter terjebak dalam tribun saling berdesak-desakan mengakibatkan pingsan dan meninggal dunia.
Albertus mengungkapkan bahwa polisi juga tidak pernah memerintahkan penutupan pintu stadion. Informasi itu didapat dari sejumlah internal Polri.
Apalagi pemegang kendali kunci memang berada di pihak Panitia Pelaksana.
"Dan 15 menit setelah pertandingan itu dibuka dan tiba-tiba tertutup. Itu kami belum bisa menjelaskan. Tapi secara logika kunci gerbang itu ada di panpel,” ujar Albertus.
Sebagai informasi, dalam pengamanan laga ini personel gabungan yang diterjunkan sebanyak 2 ribu orang. 600 diantaranya berasal dari Polres Malang. Sisanya dari Satuan Brimob, Polres Jajaran dan TNI serta match steward atau keamanan internal.